Selasa, 11 September 2007

Keikhlasan dan Keadilan (Kisah Masa Lalu...)

Setiap kali menjelang kelulusan, sejak SMP hingga sekarang ada suatu hal yang membuatku menangis terpuruk dalam sedih. Karena hal itu terkait dengan hati, benar-benar menguras seluruh energi jiwa.. Barangkali bagi orang lain hal ini bukanlah sesuatu yang penting, tetapi karena setiap manusia dicipta berbeda, bagiku ini adalah hal yang sangat penting...

Naik kelas 3 SMP, harapanku dapat berkumpul kembali dengan teman-teman sekelas saat kelas 1. Dengan dalih, kekompakan. Karena kelas 2 aku berada di kelas unggulan, yang masya Allah individualis sekali. Persaingan yang sangat ketat. Dan hal itu sangat tidak nyaman bagiku. Namun semangat belajar pun menjadi tinggi, hingga ku tak sadar bahwa bahwa yang masuk ke kelas 3 unggulan adalah yang posisi 5 besar paralel dari 2 kelas unggulan.. Alhasil, salah strategi..rangking ku terlampau tinggi untuk tidak masuk ke kelas unggulan. Menangis mendengar pembagian kelas saat itu...Dan entahlah ada semacam kekuatan dari tubuh ini untuk menghadap guru dan meminta dengan sedikit memaksa untuk mengeluarkanku dari kelas unggulan itu.Aneh memang, tapi ya..karena aku bisa melakukan sesuatu karena pengaruh kuat suasana hati. Kala hati sudah tidak nyaman, efeknya cukup besar. Alhamdulillah, akhirnya keinginanku terwujud... Aku kembali bersama teman-teman yang kuharapkan.

Naik kelas 3 SMA, hal yang sama terulang lagi. Cukup beda tipis. Sejak kelas 1 aku berada di kelas unggulan, dan agak terbiasa dengan suasana individualisnya. Naik kelas 3 aku berharap masuk ke kelas biasa, karena mengejar ranking..barangkali ada kesempatan untuk mengambil beasiswa atau program PMDK. 2 tahun di kelas unggulan cukup susah untuk berada di 3 besar. Paling tinggi peringkat 6 bagi prestasiku..Namun masya Allah, ternyata aku masuk di kelas unggulan ke 2..Sesak rasanya, kembali muncul kekuatan untuk menghadap ke guru, bahkan hingga menelepon wakasek. Akhirnya aku pun berada di kelas biasa..Sekali lagi, aneh memang.

Dan saat ini, hal serupa pun terjadi...
Sesak tubuh membayang...bingung...sedih...
Ku coba kembali 'memberontak' >>> apakah tidak ada yang lain ??? bingung akan amanah, overload
Dan, akhirnya 'pemberontakan' itupun berhasil...^_^Y

Belajar akan hakikat keikhlasan, ikhlas akan sebuah keputusan, pasrah menerima keadaan
Ataukah mencari keadilan dengan dalih kita yang lebih tahu apa yang kita butuhkan, bukan orang lain...Meski sesungguhnya Allahlah yang lebih tahu tentang kita...

*** Karena setiap detik adalah hikmah***

Tidak ada komentar: