Kamis, 28 Juni 2007

Cahaya Di Wajah Ummat


Oleh : Ust. Rahmat Abdullah

Dalam satu kesatuan amal jama’i ada orang yang mendapatkan nilai tinggi karena ia betul-betul sesuai dengan tuntutan dan adab amal jama’i. Kejujuran, kesuburan, kejernihan dan kehangatan ukhuwahnya betul-betul terasa. Keberadaannya menggairahkan dan menenteramkan. Namun perlu diingat, walaupun telah bekerja dalam jaringan amal jama’i, namun pertanggungjawaban amal kita akan dilakukan di hadapan Allah SWT secara sendiri-sendiri.

Karenanya jangan ada kader yang mengandalkan kumpulan-kumpulan besar tanpa beru-saha meningkatkan kualitas dirinya. Ingat suatu pesan Rasulullah SAW: Man abtha-a bihi amaluhu lam yusri’ bihi nasabuhu (Siapa yang lamban beramal tidak akan dipercepat oleh nasabnya ).

Makna tarbiah itu sendiri adalah mengharuskan seseorang lebih berdaya, bukan terus-menerus menempel dan tergantung pada orang lain. Meskipun kebersamaan itu merupakan sesuatu yang baik tapi ada saatnya kita tidak dapat bersama, demikian sunahnya. Sebab kalau mau, para sahabat Rasulullah SAW bisa saja menetap dan wafat di Madinah, atau terus menerus tinggal ber-mulazamah tinggal di masjidil Haram yang nilainya sekian ra-tus ribu atau di Masjid Nabawi yang pahalanya sekian ribu kali. Tapi mengapa makam para Sahabat tidak banyak berada di Baqi atau di Ma’la. Tetapi makam mereka banyak bertebaran jauh, beribu-ribu mil dari negeri mereka.

Sesungguhnya mereka mengutamakan adanya makna diri mereka sebagai perwujudan firman-Nya: Wal takum minkum ummatuy yad’una ilal khoir. Atau dalam firman-Nya: Kuntum khoiro ummati ukhrijat linnasi (Kamu adalah sebaik-baiknya ummat yang di-tampilkan untuk ummat manusia. Qs. 3;110). Ummat yang terbaik bukan untuk disem-bunyikan tapi untuk ditampilkan kepada seluruh ummat manusia. Inilah sesuatu yang sangat perlu kita jaga dan perhatikan. Kita semua beramal tapi tidak larut dalam kesendirian. Hendaklah ketika sendiri kita selalu mendapat cahaya dan menjadi cahaya yang menyinari lingkungan sekitarnya.

Jangan ada lagi kader yang mengatakan, saya jadi buruk begini karena lingkungan. Mengapa tidak berkata sebaliknya, karena lingkungan seperti itu, saya harus mempenga-ruhi lingkungan itu dengan pengaruh yang ada pada diri saya. Seharusnya dimanapun dia berada ia harus berusaha membuat kawasan-kawasan kebaikan, kawasan cahaya, kawas-an ilmu, kawasan akhlak, kawasan taqwa, kawasan al-haq, setelah kawasan-kawasan tadi menjadi sempit dan gelap oleh kawasan-kawasan jahiliyah, kezaliman, kebodohan dan hawa nafsu. Demikianlah ciri kader PK, dimanapun dia berada terus menerus memberi makna kehidupan. Seperti sejarah da’wah ini, tumbuh dari seorang, dua orang kemudian menjadi beribu-ribu atau berjuta-juta orang.

Sangat indah ungkapan Imam Syahid Hasan Al Banna, "Antum ruhun jadidah tarsi fi ja-sadil ummah". Kamu adalah ruh baru, kamu adalah jiwa baru yang mengalir di tubuh ummat, yang menghidupkan tubuh yang mati itu dengan Al-Qur’an.

Jangan ada sesudah ini, kader yang hanya mengandalkan kerumunan besar untuk mera-sakan eksistensi dirinya. Tapi, dimanapun dia berada ia tetap merasakan sebagai hamba Allah SWT, ia harus memiliki kesadaran untuk menjaga dirinya dan taqwanya kepada Allah SWT, baik dalam keadaan sendiri maupun dalam keadaan terlihat orang. Kemana-pun pergi, ia tak merasa kesunyian, tersudut atau terasing, karena Allah senantiasa ber-samanya. Bahkan ia dapatkan kebersamaan rasul-Nya, ummat dan alam semesta senanti-asa.

Kehebatan Namrud bagi Nabi Ibrahim AS tidak ada artinya, tidaklah sendirian. ALLAH bersamanya dan alam semesta selalu bersamanya. Api yang berkobar-kobar yang dinya-lakan Namrud untuk membinasakan dirinya, ternyata satu korps dengannya dalam menu-naikan tugas pengabdian kepada ALLAH. Alih-alih dari menghanguskannya, justeru ma-lah menjadi "bardan wa salaman" (penyejuk dan penyelamat). Karena itu, kader sejati yakin bahwa Allah SWT akan senantiasa membuka jalan bagi pejuang Da’wah sesuai dengan janji-Nya, In tansurullah yansurukum wayu sabit akdamakum (Jika kamu meno-long Allah, Ia pasti akan menolongmu dan mengokohkan langkah kamu)

Semoga para kader senantiasa mendapatkan perlindungan dan bimbingan dari Allah SWT ditengah derasnya arus dan badai perusakan ummat. Kita harus yakin sepenuhnya akan pertolongan Allah SWT dan bukan yakin dan percaya pada diri sendiri. Masukkan diri kedalam benteng-benteng kekuatan usrah atau halaqah tempat Junud Da’wah melingkar dalam suatu benteng perlindungan, menghimpun bekal dan amunisi untuk terjun ke arena pertarungan Haq dan bathil yang berat dan menuntut pengorbanan.

Disanalah kita mentarbiah diri sendiri dan generasi mendatang. Inilah sebagian pelipur kesedihan ummat yang berkepanjangan, dengan munculnya generasi baru. Generasi yang siap memikul beban da’wah dan menegakan Islam. Inilah harapan baru bagi masa depan yang lebih gemilang, dibawah naungan Alqur-an dan cahaya Islam rahmatan lil alamin.

sumber : [usahamulia.net]

Lebih Lanjut..

KELUARGA SAKINAH

Pernikahan bertujuan untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Keluarga yang tenteram, penuh cinta, dan kasih sayang. Itulah yang dikemukakan Allah dalam firmanNya di QS. 30:21.

Maka, kita harus mencermati lebih jauh, apakah yang dimaksudkan dengan keluarga yang tenteram, penuh cinta, dan kasih sayang itu.

Sakinah alias Tenteram Saya kira kita sudah tahu dan paham makna kata ‘tenteram’. Yaitu, tidak terjadi percekcokan, pertengkaran, atau apalagi perkelahian. Ada kedamaian tersirat di dalamnya. Boleh jadi masalah datang silih berganti, tetapi bisa diatasi dengan hati dan kepala dingin.

Ketenteraman hanya bisa muncul jika anggota keluarga itu memiliki persepsi yang sama tentang tujuan berkeluarga. Jika tidak, yang terjadi adalah perselisihan dan pertengkaran. Si suami ingin ke barat, sang istri ingin ke timur. Si suami mengira itu baik. Sang istri sebaliknya. Dan seterusnya. Bagaimana mungkin rumah tangga yang demikian bisa tenteram.

Maka ketenteraman hanya akan muncul jika suami, istri, dan anak memiliki persepsi yang sama tentang segala hal yang berkait dengan aktivitas keluarga. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Setidak-tidaknya lakukanlah hal-hal berikut ini.
a. Melakukan komunikasi
b. Menjaga kejujuran
c. Membangun toleransi
d. Berusaha saling memberi

Keempat hal di atas adalah kunci dari terjadinya ketenteraman. Pertengkaran seringkali dimulai dari buntunya komunikasi. Karena masing-masing pihak tidak mengerti yang dimaksudkan oleh pasangannya. Sebaliknya, komunikasi yang lancar seringkali menjadi media efektif untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Boleh jadi kita berbeda pendapat tentang sesuatu hal, tetapi jika itu dikomunikasikan dengan baik, tidak akan terjadi salah persepsi. Kita jadi tahu persoalannya dengan segala alasan yang melatar belakangi.

Bahkan hal-hal yang sangat privat sekalipun sebaiknya dibangun lewat komunikasi yang baik. Barangkali ada suami atau istri yang malu-malu menyampaikan suatu hal yang dianggapnya tabu. Padahal kalau itu diterus-teruskan, bisa menyebabkan pertengkaran. Bahkan kadang sampai menjurus ke perceraian.

Ketentraman muncul karena rasa aman atas berbagai keperluan yang bisa terpenuhi. Atau setidak-tidaknya ada kesepahaman untuk memenuhi masing-masing kebutuhan suami dan istri. Ambil contoh urusan di kamar tidur.

Jika karena sesuatu hal, salah satu pasangan merasa tidak terpenuhi hasratnya, maka jangan sungkan-sungkan atau memendam perasaan. Sebab, tidak jarang pertengkaran hebat terjadi dikarenakan persoalan-persoalan yang tadinya dianggap sepele. Tetapi tidak terkomunikasikan dengan baik.

Ini hanyalah soal seni berkomunikasi. Bagaimana kita bisa menyampaikan keinginan secara indah dan elegan kepada pasangan, tanpa harus mengorbankan hal-hal yang bersifat mendasar. Justru di situlah letak seni berumah tangga, antara suami dan istri. Antara anggota-anggota keluarga.

Tetapi pada dasarnya, tetap saja komunikasi yang lancar adalah salah satu sendi terjadinya keharmonisan dalam berkeluarga. Tidak masalah apakah komunikasi itu dilakukan secara terbuka ataukah lewat cara yang lebih tersamar. Yang penting komunikasi antar suami istri harus berjalan lancar.

Akan tetapi, memang tidak semua pasangan suami istri bisa berlaku seperti itu. Terserah saja. Yang penting ada semacam kesepakatan dan kesepahaman antara keduanya. Insya Allah dengan komunikasi yang baik itu, suami dan istri akan merasakan ketenteraman, karena tidak ada yang tersembunyikan.

Yang ke dua, selain komunikasi yang lancar, kejujuran memainkan peranan yang sangat vital dalam membangun ketenteraman berumah tangga. Rumah tangga mana pun dan siapapun, ketika dijalani dengan penuh kebohongan dan khianat, tidak akan menghasilkan ketenteraman.
Selalu ada perasaan was-was, gelisah dan khawatir terhadap pasangannya. Bagaimana mungkin kita merasa tenteram jika setiap cerita dan pengalaman pasangan kita selalu berbau kecurigaan?

Kejujuran mutlak diperlukan dalam membina ketenteraman berumah tangga. Bahkan Rasulullah saw pernah mengatakan kepada seseorang yang baru masuk Islam, bahwa kejujuran adalah syarat untuk masuk Islam. Dan karena kejujurannya itulah orang tersebut lantas bisa beragama dengan baik. Bahkan tidak berani berbuat yang tidak-tidak, karena ia merasa tidak pernah bisa menyembunyikan perbuatan buruknya.

Karena itu, sejak awal berumah tangga kita harus sudah menanamkan komitmen dan kesepakatan untuk selalu jujur kepada pasangan kita. Itulah awal yang baik dari ketenteraman rumah tangga kita. Rumah tangga yang sakinah.

Yang ke tiga, syarat untuk mencapai keluarga sakinah adalah toleransi. Kenapa ini perlu? Sebab suami dan istri sebenarnya adalah dua individu yang berbeda, yang kini berusaha untuk bersatu dalam rumah tangga.

Karena adanya perbedaan itulah maka kita butuh beradaptasi satu sama lain. Di sinilah peranan toleransi. Jangan berharap pasangan kita menjadi sama persis seperti kita. Pasti memiliki perbedaan.

Mulai dari hal-hal kecil sampai mungkin yang mendasar. Misalnya soal selera makan. Ada yang suka makan sama kuah, sedangkan pasangannya lebih suka tanpa kuah. Soal suasana tidur, ada yang suka tidur dalam gelap, tapi ada juga yang lebih suka terang. Ada yang suka pakai AC, lainnya tidak suka. Ada yang suka berlama-lama foreplay, tapi ada juga yang langsung ‘tubruk’.
Pokoknya, suami dan istri adalah dua individu yang berbeda. Pasangan baru ini pasti butuh adaptasi. Dan itu sangat butuh toleransi. Jangan sampai masing-masing pasangan merasa dirinya yang paling benar dan paling berhak. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama dalam menikmati kebahagiaan rumah tangga. QS. Al Baqarah (2): 228

Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya (terhadap suami) menurut cara yang baik...

Rasulullah juga bersabda:
ketahuilah sesungguhnya kamu mempunyai hak atas istrimu, dan istrimu pun mempunyai hak atasmu. [HR. Tirmidzi]

Maka, toleransi bakal menyelesaikan banyak kendala dalam rumah tangga. Terutama yang masih baru. Marilah kita pahami pasangan kita apa adanya. Dan kemudian kita berikan ruang gerak untuk saling beradaptasi. Insya Allah dengan cara ini rumah tangga kita terjauhkan dari percekcokan dan pertengkaran. Suami menghargai istri, dan sang istri menghargai suami. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Dan yang ke empat, ketenteraman akan semakin sempurna kita dapatkan, jika kita bisa saling memberi. Bukan saling menuntut. Tuntutan selalu menciptakan ketegangan. Sedangkan pemberian selalu menghasilkan ketenteraman dan kebahagiaan. Apalagi jika pemberian itu sedang menjadi kebutuhan. Wah, betapa nikmatnya.

Maka suami dan istri mesti selalu 'saling intip' kebutuhan pasangannya. Jika istri sedang suntuk, dan ingin refreshing, maka suami yang baik akan berusaha menyempatkan waktu untuk sang istri. Mungkin perlu diajak keluar rumah menikmati suasana yang lebih segar.

Sebaliknya jika suami sedang stres banyak tugas di tempat kerja, si istri dengan tanggap memberikan ketenangan. Mungkin dimasakkan makanan kesukaannya. Atau barangkali melepaskan stres-nya dengan cara dipijit-pijit ringan, yang kalau perlu diteruskan pada hubungan yang lebih intim.

Saya kira kebanyakan suami suka cara itu, dan akan semakin sayang kepada istrinya. Apalagi yang masih pengantin baru. Kebanyakan suami akan terkurangi stres-nya dengan menyalurkan hasrat biologisnya dengan istri yang disayanginya.

‘Memberi’ tidak selalu berupa hal-hal yang besar. Seringkali memberikan perhatian sudah cukup efektif untuk menghasilkan kententeraman. Ada rasa aman, karena orang yang dicintainya selalu memperhatikan segala kebutuhannya. Baik yang bersifat fisik maupun psikis...

firliana_putri (milis DT)

Lebih Lanjut..

Senin, 25 Juni 2007

Untuk Tujuan Apa Kita Berdakwah ??

Biarkan mereka menilai salah apa yang kita lakukan, asalkan Allah menilai mulia sikap kita dan memberi kebaikan yang berlimpah.



Sakit...?? sedikit sich.. Akan jauh lebih sakit lagi bila Allah menilai sia-sia atas apa yang telah kita lakukan. Sudah bukan kali pertama peristiwa 'perekrutan kader' ini terjadi. Perekrutan orang yang sudah jelas-jelas telah memiliki prinsip. Istilah kasarnya adalah perebutan..

Dengan mengatakan (kurang lebih) :

"Apakah aktivitas Anda di wajihah ini punya visi misi yang jelas ?? ' Atau 'Seberapa besarkah kontribusi kegiatan Anda untuk menegakkan daulah khilafah ? Kalau itu semua hanya memberikan kontribusi yang kecil atau bahkan tidak ada, ya...untuk apa beraktivitas seperti itu. Mending gabung saja di 'sini', karena di 'sini' kita tahu bagaimana mewujudkan khilafah, seperti apa caranya, tahapannya..bla..bla..bla. Karena hanya ada 2 yang jadi pegangan yaitu metode dan cara. Kalau cara bisa bermacam-macam, tapi kalau metode harus sesuai dengan yang dicontohkan Rasul. Kalau sekarang baksos pun terus nanti tidak ada dana lagi untuk mengadakannya kembali, apa baksos itu mampu menjamin keislaman atau menambah keimanan masyarakat ?? Coba ngaji juga dong di 'sini'. Nggak apa-apa koq ndobel.

Ku ingin berkata
:

1. Mbakq yang kucintai karena Allah..tidakkah kau ingat...
     Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kaum (pria)
mengolok-olokkan kaum yang lain, karena boleh jadi
mereka (yang diolok-olokkan) itu lebih baik daripada
mereka (yang mengolok-oLokkan); dan jangan pula
wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita yang
lain, karena boleh jadi wanita-wanita yang
diperolok-olokkan lebih baik dan mereka (yang
memperolok-olokkan)... Barangsiapa
tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim. (QS Al-Hujurat [49]: 11).
Maka dari itu... "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam,..." (Bukhori-Muslim)

2. Dan tidak jugakah kau ingat:

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئاً وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ

Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan." (Al-Anbiya':47)

Jadi kenapa harus berputus asa dari rahmat Allah, sementara kebaikan sebesar sawipun tetap berpahala...Dan bukankah keislaman seseorang ataupun hidayah itu juga ditentukan Allah ?? Sementara kita hanya bisa berusaha.. Bahkan seorang Rasul pun tidak mampu mengislamkan pamannya.

"...Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki..."(Ibrahim : 4)

3. Yang menjadi tujuan kami bukan hanya sekedar berdirinya khilafah. Siapa yang tidak ingin...Islam kembali ke jaman kejayaannya..Lebih dari itu, kami berbuat semua ini untuk mendapatkan ridho Allah..Jadi Khilafah pun tegak dengan keridhoan Allah..Visi misi yang jelas.. untuk dunia akhirat.

4. Biarkan kami dengan cara kami sendiri, toh..kami tidak pernah mengusik aktivitas 'njenengan'. Tujuan kita sama bukan..??

5. Mohon tidak lagi mengajak 'ndobel ngaji'. Karena...

كَبُرَ مَقْتاً عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
"Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (Ash-Shof : 3)

Kenapa 'njenengan' tidak ndobel juga...?? :)

6. Daripada energi 'njenengan' habis untuk mengajak ngaji orang yang sudah ngaji, bukankah lebih baik diarahkan untuk saudara-saudara kita yang lain yang belum ngaji..hingga kita berlomba-lomba dalam kebaikan..dan bersama mewujudkan cita-cita indah itu..

Salam ukhuwah...

Lebih Lanjut..

Muhasabah Seorang Wanita Shalihah

Jadilah seorang wanita shalihah,
Yang hatinya dibalut rasa taqwa kepada Allah,
Yang jiwanya penuh penghayatan terhadap Dien Allah,
Yang senantiasa haus dengan ibadah kepada Allah,
Yang senantiasa dahaga akan mengharap ridha Allah
Yang sholatnya adalah bekal dirinya,
Yang tidak pernah takut untuk berkata benar,
Yang tidak pernah gentar untuk melawan nafsu,
Yang senatiasa bersama para mujahiddah Allah

Jadilah seorang wanita shalihah
Yang menjaga tutur katanya,
Yang tidak bermegah dengan ilmu yang dimilikinya,
Yang tidak bermegah dengan harta dunia yang dicarinya,
Yang senatiasa berbuat kebajikan karena sifatnya yang penyayang,
Yang mempunyai ramai kawan dan tidak mempunyai musuh yang bersifat jahat

Jadilah seorang wanita shalihah
Yang menghormati suaminya.
Yang senantiasa berbakti kepada orangtua dan keluarga,
Yang bakal menjaga kerukunan rumahtangga,
Yang akan mendampingi suami dalam mendidik anak-anaknya untuk mendalami Islam,
Yang mengamalkan hidup penuh kesederhanaan,
Karena dunia baginya adalah rumah sementara menuju akhirat.

Jadilah seorang wanita shalihah,
Yang senatiasa bersedia untuk menjadi makmum imamnya
Yang hidup di bawah naungan Al-Qur'an dan qana'ah
Yang tidak dikotori dengan perhiasan dunia
Yang menjaga matanya dari berbelanja,
Yang sujudnya penuh kesyukuran dengan rahmat Allah ke atasnya.

Jadilah seorang wanita shalihah
Yang selalu menjaga lisan, penyayang keluarga & suaminya,
Matanya kepenatan karena membaca Al-Qur'an,
Suaranya lesu karena penat berzikir,
Tidurnya lelap dengan cahaya keimanan,
Bangunnya Subuh penuh kesigapan
Karena dia sadar betapa indahnya menjadi wanita sholihah melebihi perhiasan apapun didunia
Semakin sadar bertambah usianya bertambah kematangannya.

Jadilah seorang wanita shalihah
Yang senantiasa mengabdikan diri untuk menjadi mujahiddah Allah
Yang baginya hidup di dunia adalah ladang akhirat,
Yang mana buah kehidupan itu perlu dipelihara dan dijaga,
Agar tumbuh putik tunas yang bakal menjaga dirinya di alam baqa'
Meneruskan perjuangan Islam sebelum hari kemudian.

Jadilah seorang wanita shalihah
Yang tidak terpesona dengan buaian dunia,
Karena dia mengimpikan syurga Allah.

Semoga senantiasa dirahmatiNya...

Aamiin...

Penulis : Anisa Riyanti (KotaSantri.com)

Lebih Lanjut..

Minggu, 24 Juni 2007

Orang-Orang Yang Dido'akan Malaikat

Insya Allah berikut inilah orang - orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci". (Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albanidalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia'" (Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra.,Shahih Muslim no. 469)

3. Orang - orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan" (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang - orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiar- kan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf - shaf" (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu".(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.

Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir mensha- hihkan hadits ini)

7. Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'" (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'" (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang - orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'" (Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang -orang yang sedang makan sahur" "Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa sunnah" (Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh" (Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")
12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain" (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat limpahan do'a kebaikan dari malaikat.. ^_^ amin....

Sumber Tulisan Oleh :
Syaikh Dr. Fadhl Ilahi (Orang -orang yang Didoakan
Malaikat, Pustaka Ibnu Katsir,
Bogor, Cetakan Pertama, Februari 2005

Lebih Lanjut..

Kamis, 21 Juni 2007

Menghina Dan Melecehkan Ulama

Di antara gejala yang sangat berbahaya dan serius sekali yang merebak di tengah sebagian masyarakat Muslim dan hal ini memiliki dampak negatif yang amat fatal bahkan dapat menghancurkan sendi-sendi masyarakat Muslim tersebut adalah tindakan memfitnah dan mencemarkan nama baik ulama serta menuduh mereka dengan tuduhan-tuduhan keji dan dusta. Ini adalah masalah serius dan penting untuk dibahas.

Haram Mencemarkan Nama Baik Para Ulama

Mencemarkan nama baik ulama, menuduh, memfitnah dan menyebarkan aib mereka merupakan perbuatan yang tidak diperbolehkan bahkan sangat diharamkan.! Seorang Mukmin tidak boleh 'memakan daging' saudaranya sendiri apalagi daging para ulama, tentu sangat diharamkan.! Imam Ibn 'Asakir rahimahullah berkata, "Ketahuilah wahai saudaraku -semoga Allah subhanahu wata’ala merahmatimu dan kita semua- bahwa daging para ulama itu beracun. Kita sudah mengetahui betapa Sunnatullah dalam membuka aib orang- orang yang melecehkan mereka.! Siapa saja yang melepaskan lisannya dengan berbagai cacian dan makian terhadap para ulama, maka sebelum mati, Allah subhanahu wata’ala akan menimpa kan cobaan baginya berupa hati yang mati. Oleh karena itu, sama sekali tidak boleh mencemarkan nama baik para ulama dan memfitnah mereka, selama-lamanya.!"

Klasifikasi Para Pencemar Nama Baik Ulama dan Tujuan Mereka

Orang-orang yang suka mencemarkan nama baik para ulama dan memfitnah mereka ada beberapa klasifikasi, di antara nya:

1). Mereka yang sudah menghalalkan larangan agama dan para pengikut mereka.

Mereka sudah terbiasa mencemarkan nama baik dan memfitnah para ulama dengan tujuan merendahkan martabat dan melemah kan citra mereka di hati manusia, menghina mereka untuk mengurangi kepercayaan manusia terhadap mereka. Untuk selanjutnya menjadi jalan bagi mereka untuk mencemar kan syariat dan melecehkan kedudukan agama di hati manusia. Jalan itu berupa tindakan mencemarkan nama baik para pengemban syariat yang tidak lain adalah para ulama dan da'i. Inilah golongan paling busuk dan keji karena tujuan mereka demikian jahat dan niat mereka begitu kotor.!

2). Sebagian orang yang menisbatkan diri kepada Dakwah Islam.

Mereka adalah oknum-oknum yang aktif di berbagai kelompok. Sebagian mereka bisa jadi melakukan hal itu karena kejahilan, mengikuti hawa nafsu dan alasan semisalnya. Mereka menuduh para ulama dengan berbagai tuduhan seperti ulama yang jahil, sembrono, pengecut, ulama pemerintah, ulama haidh dan nifas, ulama yang tidak mengerti realitas, ulama agen, dan tuduhan-tuduhan lainnya.!?

3). Sebagian ulama.

Ini merupakan hal yang amat disayang kan, namun realitasnya demikian. Sebagian ulama, bila hidup dalam satu periode, apalagi spesialisasi mereka sama, maka sifat iri hati sering merasuki hati mereka. Dari situlah, terjadi pencemaran nama baik dan pelecehan yang dilakukan sebagian mereka terhadap sebagian yang lain. Ulama yang ini mengatakan begini terhadap ulama yang itu dan sebaliknya padahal tindakan ini tidak dibolehkan dan tidak pantas.! Sama sekali tidak selayaknya sikap seperti ini timbul dari orang-orang yang menisbatkan diri sebagai penuntut ilmu.!?

Beberapa Contoh Bentuk Pencemaran Nama Baik

Di antara gambaran dan bentuk pencemaran nama baik terhadap para ulama adalah:

a). Menuduh Ulama Berilmu Dangkal dan Tidak Mengerti Realitas.

Terkadang mereka sering dijuluki sebagai ulama 'haidh dan nifas' saja. Ulama yang tidak paham realitas dan bahaya yang mengancam, dan sebagainya. Ini tuduhan yang sering dilontarkan kebanyakan orang; sebagian mereka melontarkannya karena niat semula yang buruk, sebagian lagi karena niat baik tetapi sangat jahil. Tuduhan semacam ini tidak benar, sebab kadang dalam memberi kan suatu fatwa, para ulama memiliki sudut pandang dan pertimbangan tertentu yang bisa jadi tidak dapat dicerna oleh orang-orang selain mereka yang bukan ulama. Atau ada pertimbangan Mashlahat dan Mafsadah (keburukan) sesuai dengan tuntutan kaidah-kaidah syariat. Sisi-sisi seperti inilah yang sering menjadi sasaran tuduhan sebagian orang jahil.

b). Menuduh Sebagian Ulama Bermuka Dua dan Munafik.

Terutama bila mereka ada hubungan dengan lembaga resmi atau pemerintah. Karena hubungan inilah mereka sering dituduh bermuka dua, mendukung kekuasaan, munafik, menjual agama dengan dunia, ambisius terhadap jabatan dan uang, dan berbagai tuduhan keji lainnya.

c). Menuduh Sebagian Ulama Hanya Tahu Kulit Luar Saja.

Yakni mengatakan bahwa mereka tidak memiliki ilmu hakikat dan batin. Mereka hanya ulama zhahir, yang hanya mengerti nash-nash yang zhahir saja. Tuduhan seperti ini sering dilontarkan oleh kalangan Sufi, Ahli kebatinan dan semisal mereka.

Dampak Negatif Gejala Pencemaran Nama Baik Para Ulama.

Seperti yang telah kita singgung di atas, mencemarkan nama baik para ulama merupakan perkara yang diharamkan dan gejala yang buruk sekali. Di samping itu, juga memiliki dampak-dampak negatif, di antaranya:

a). Hilangnya Kepercayaan terhadap Para Ulama.

Ini merupakan akibat yang buruk dan jenjang awal dari jenjang-jenjang kesesatan, sebab bila man
usia kehilangan kepercayaan kepada para ulama yang tidak lain adalah para pewaris kenabian dan pengemban syariat, maka pasti mereka tidak akan pernah menerima ucapan atau fatwa mereka lagi. Bahkan bisa berkembang dengan mengambil fatwa dari tokoh-tokoh jahil tanpa ilmu atau masing-masing mengklaim diri independen dan berpaling dari para ulama. Ini merupakan faktor paling penting terjadinya kesesatan dan penyimpangan.! Hal ini juga dapat berkembang kepada hilangnya kesempatan para ulama untuk menjadi pioner di tengah umat.!

b). Menebarkan Permusuhan dan Kebencian di Tengah Masyarakat.

Siapa saja yang membicarakan salah seorang ulama dan mencemarkan nama baiknya, maka berarti ia telah menuai permusuhan dari ulama tersebut dan para pengikutnya. Hal ini selanjutnya tentu akan membelah masyarakat Muslim menjadi beberapa kelompok, sekte dan golongan yang saling berseteru, yang diliputi rasa permusuhan dan kebencian serta saling melecehkan. Ini semua otomatis akan melemahkan tatanan masyarakat Muslim.!

c). Memporak-porandakan Kerja Keras Para Ulama.

Hal ini terkadang mendorong salah seorang dari mereka untuk menyanggah orang yang mencemarkan nama baiknya melalui buku atau semisalnya. Dengan demikian, menjadi terbuang dan sia-sialah waktunya. Padahal seharusnya adalah lebih berguna bila seorang ulama memanfaatkan waktunya untuk belajar, mengajar dan memberikan hal yang bermanfaat bagi umat.

d). Keberanian Orang-Orang Bodoh dan Berjiwa Kerdil terhadap Para Ulama.

Bila di tengah masyarakat marak tindakan mencemarkan nama baik salah seorang ulama, baik yang dipelopori ulama lainnya atau penuntut ilmu (pemula), kaum islamis bahkan kalangan sekuler, maka hal itu menjadi sebab keberanian kalangan awam dan orang-orang bodoh untuk melecehkan dan menghinakannya. Ini merupakan hal yang amat berbahaya sebab dapat menjerumuskan mereka kepada pelecehan dan pencemaran terhadap syariat secara keseluruhan setelah itu.

e). Berpalingnya Manusia dari Agama.

Hal ini terjadi karena bila kalangan awam dan orang-orang bodoh kehilangan kepercayaan kepada para ulama, maka terkadang mereka berpaling dari syariat secara total dan meremehkannya. Hal ini menjadi sebab mereka menghalalkan ajaran syariat secara keseluruhan. Ini tentunya kerusakan yang hanya Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Mengetahuinya.!

Solusi

Di antara kewajiban kita adalah komitmen untuk mengatasi gejala berbahaya ini dan mengakhirinya. Di antara solusi atas gejala buruk ini adalah:

1). Mengenal kedudukan para ulama bahwa mereka adalah pioner-pioner umat ini dan lentera-lentera petunjuk. Menyadari bahwa keshalihan umat ini tergantung kepada keshalihan mereka. Demikian pula sebaliknya dan bahwa mereka adalah orang yang paling berhak untuk dihargai, dihormati dan dimuliakan.!

2). Mengetahui betapa besar dosa dan keharaman mencemarkan nama baik para ulama dan melecehkan mereka. Karena membicarakan, merendahkan dan meleceh kan mereka sangat diharamkan.

3). Mensosialisasikan rasa penghormatan dan penghargaan terhadap para ulama di tengah anggota masyarakat, mempublikasi kan keutamaan mereka dan mengingatkan manusia akan wajibnya menghormati dan mengetahui hak mereka.

4). Merahasiakan aib para ulama dan tidak menyebarluaskannya di tengah manusia, sebab menutup aib seorang Muslim adalah wajib. Sedangkan para ulama adalah orang yang paling berhak untuk itu.

5). Mengetahui dampak-dampak berbahaya dan serius dari tindakan mencemarkan nama baik ulama.

6). Mendo’akan para ulama agar mereka diberi taufik oleh Allah subhanahu wata’ala dalam berbicara dan beramal, menghindarkan mereka dari kesalahan dan kekeliruan serta menutup aib mereka sebab do’a merupakan salah satu sebab terbesar dari diraihnya taufik Allah subhanahu wata’ala.

7). Memberikan nasehat kepada para ulama sebab agama adalah nasehat sebagaimana dalam hadits yang shahih.

8). Menolerir alasan-alasan mereka bila keliru dalam suatu perkara sebab mereka adalah manusia biasa dan tidak ma'shum. Setiap manusia pasti berbuat salah, andaikata kita menolerir alasan-alasan mereka tersebut, tentu tidak akan ada yang mencemarkan dan melecehkan mereka.!

9). Berprasangka baik terhadap mereka sebab mereka adalah orang-orang yang pa ling mengerti mengenai masalah syariat, Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya. Karena itu, wajib berprasangka baik terhadap mereka, berikut perkataan serta perbuatan yang bersumber dari mereka. [Hafied M Chofie]

Sumber: ath-Tha'nu Fi al-'Ulama' Wa Tanaqqushuhum, Syaikh Muhammad Abdurrahman al-Khumais

Lebih Lanjut..

Amerika Serikat akan Membagi Palestina

Negara-negara Barat terang-terangan membala kelompok Fatah. Amerika Serikat (AS) bahkan dikabarkan akan segera membagi wilayah Palestina

Hidayatullah.com-Ketidaksungguhan Amerika dalam menjaga perdamaian dunia mulai nampak terang-terangan. Seperti disampaikan mantan presiden AS, Jimmy Carter Selasa (19/6), Washington akan mendukung kelompok Fatah dan mengesampingkan Hamas. Tak sekedar itu, seolah sebagai pemilik wilayah Timur-Tengah, Washington, tiba-tiba dikabarkan akan bermaksud untuk membagi Palestina.

Selain Amerika, Uni Eropa, hari Senin kemarin juga berjanji untuk mencabut embargo yang telah berusia 15 bulan terhadap Palestina yang dijatuhkan Hamas menang dalam pemilihan umum.

Menurut Carter, dalam kunjungan ke Dublin, AS dan Israel telah dukungan penuh pada kelompok Fatah. “Belakangan ini, AS memberi bantuan militer pada Fatah untuk menaklukkan Hamas di Gaza,” Carter mengatakan pada wartawan setelah berpidato di satu forum hak asasi manusia di Dublin.

Sementara itu, Perdana Menteri yang diberhentikan, Ismail Haniyah, menganggap koalisi persatuan yang berusia tiga bulan, yang mana ia adalah perdana menteri, sebagai pemerintah Palestina yang sah, dan menuduh Abbas ikut serta dalam rencana AS untuk menggulingkannya.

Fatah menolak tawaran Hamas untuk “dialog” dan melarang semua kontak dengan kelompok itu.

Para pejabat Israel dan Barat mengatakan Israel merencanakan untuk memperketat pengawasan keuangan di Jalur Gaza yang diperintah-Hamas yang dapat memutus semuanya kecuali pasokan dasar dan kemanusiaan.

Carter, yang memerantarai perjanjian Camp David antara Israel dan Mesir 1978, mengatakan langkah untuk memberi bantuan Palestina di Tepi Barat adalah upaya untuk “menghadiahi mereka”, sementara meneruskan untuk “menghukum” 1,5 juta warga Palestina yang bergantung pada bantuan di Gaza.

“Upaya itu untuk membagi Palestina menjadi dua rakyat sekarang, saya pikir ini langkah di arah yang salah,” kata Carter.

“Tidak ada upaya dilakukan pihak luar untuk membawa kedua (kelompok) itu bersama-sama.”

Carter, yang adalah presiden 1977-1981 dan menerima hadiah Nobel Perdamaian pada 2002 karena kerja amalnya, sangat kritis terhadap kebijakan Timur Tengah Bush. Pada Mei ia melukiskan kepresidenan Bush sebagai “yang terburuk dalam sejarah”.

Carter mengatakan pada wartawan bahwa kamp tahanan yang dijalankan-AS, seperti Guantanamo Bay di Kuba, dan undang-undang anti-terorisme AS, tak dapat diterima bahkan segera sesudah serangan 11 September 2001.

“Permulaan kebiasaan dalam hak asasi manusia samasekali bertentangan dengan semua pendahulunya di Gedung Putih,” katanya.

“Alasannya tidak cukup dengan buntut 9/11 bahwa ancaman terorisme sangat besar bahwa kita dapat melepaskan prinsip dasar Amerika kita mengenai hak asasi manusia,” katanya. “Saya benar-benar tidak setuju dengan itu.”

Dukungan Israel

Sementara itu, Presiden AS George W. Buss dan PM Israel Ehud Olmert mulai bertemu di Washington dan berjanji untuk bekerja bersama untuk memperkuat posisi Abbas melawan gerakan Islam Hamas.

Dukungan Israel pada Fatah terlihat saat kemarin militer Israel telah memulai melancarkan serangan udara dan darat untuk kali pertama ke wilayah Jalur Gaza. Akibat serangan tersebut, banyak warga Gaza yang terjebak di perbatasan Jalur Gaza–Israel.

Tank-tank, buldoser, dan tentara Israel mulai mendekati wilayah Jalur Gaza dan hanya berjarak 600 meter dari perbatasan. Pejuang Hamas dan milisi lain merespons dengan menembak pasukan Israel yang makin mendekati perbatasan tersebut. Akibatnya,terjadi baku tembak antara pasukan darat Israel dengan pejuang Palestina. Bentrok sejauh ini menewaskan empat pejuang di Jalur Gaza.

Masalah Palestina akan kembali menjadi ’benang kusut”, terutama setelah Amerika dan sekutunya tidak secara sungguh-sungguh menjaga perdamaian dunia. Dukungan Amerika dan Israel ke salah satu faksi sekuler Palestina ini membuktikan itu. [www.hidayatullah.com]

Lebih Lanjut..

Surat Sayang dari Allah SWT

by : Danida

Saat engkau bangun pagi
AKU memandangmu
Dan berharap engkau berbicara kepada-Ku
Walau hanya sepatah kata
Meminta pendapat-Ku

Atau bersyukur kepada-Ku
Atas segala sesuatu hal yang indah
Yang terjadi dalam hidupmu
Dihari ini atau hari kemarin
Tapi AKU melihat engkau begitu sibuk
Mempersiapkan diri untuk pergi bekerja

AKU kembali menanti
Saat engkau sedang bersiap
AKU tahu
Akan ada sedikit waktu bagimu
Untuk berhenti dan menyapa-Ku
Tapi engkau terlalu sibuk

Disuatu tempat
Engkau duduk disebuah kursi
Selama lima belas menit
Tanpa melakukan apapun
Kemudian AKU melihat engkau
Menggerakkan kakimu

AKU berpikir
Engkau akan berbicara kepada-Ku
Tetapi engkau berlari ke telepon
Dan menghubungi seseorang teman
Untuk mendengarkan kabar terbaru

AKU melihatmu
Ketika engkau pergi bekerja
Dan AKU menanti dengan sabar
Sepanjang hari
Dengan semua kegiatanmu

AKU berpikir
Engkau terlalu sibuk
Untuk mengucapkan sesuatu kepada-Ku
Sebelum makan siang

AKU melihatmu
Memandang sekeliling
Mungkin engkau merasa malu
Untuk berbicara kepada-Ku

Itulah sebabnya
Mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu
Untuk memandang tiga atau empat meja
Disekitarmu
Dan melihat beberapa temanmu
Berbicara dan menyebut nama-Ku
Dengan lembut

Sebelum menyantap rezeki yang AKU berikan
Tapi engkau tidak melakukannya
Masih ada waktu yang tersisa
Dan AKU berharap
Engkau akan berbicara kepada-Ku

Meskipun saat engkau pulang kerumah
Terlihat Seakan-akan banyak hal yang harus engkau kerjakan
Sesudah tugasmu selesai
Engkau menyalakan TV
Engkau menghabiskan banyak waktu
Setiap hari didepannya tanpa memikirkan apapun

Hanya menikmati acara yang ditampilkan
Kembali AKU menanti dengan sabar
Saat engkau menonton TV
Dan menikmati makananmu
Tapi kembali engkau tak berbicara kepada-Ku
Saat tidur,Kupikir engkau merasa lelah
Dengan mengucapkan selamat malam kepada keluargamu
Engkau melompat ke tempat tidur
Dan tertidur.....

Tanpa sepatah katapun
Menyebut nama-Ku
Kau sebut, kau menyadari
Bahwa AKU selalu hadir untukmu

AKU telah bersabar lebih lama dari yang engkau sadari
AKU bahkan ingin mengajarkan kepadamu
Bagaimana sabar terhadap orang lain
AKU menyayangimu
Setiap hari

AKU menantikan sepatah kata
Do'a, pikiran, atau syukur dari hatimu
Keesokan harinya......
Engkau bangun kembali
Dan kembali AKU menanti
Dengan penuh kasih

Bahwa hari ini
Engkau akan memberikan sedikit waktu
Untuk menyapa-Ku

Tapi yang kutunggu
Tak kunjung tiba
Tak juga engkau menyapa-Ku
Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya
Dan Shubuh kembali
Engkau masih tak perduli kepada-Ku
Mengacuhkan-Ku

Tak ada sepatah kata
Tak ada seucap do'a
Tak ada rasa
Tak ada harapan dan keinginan
Untuk bersujud kepada-Ku

Apa salah-Ku padamu, wahai ummat-Ku?
Rezeki yang AKU limpahkan
Kesehatan yang AKU berikan
Harta yang AKU relakan
Makanan yang AKU hidangkan
Anak-anak yang Ku-rahmatkan

Apakah semua itu
Tidak membuatmu ingat kepada-Ku?
Percayalah......
AKU selalu mengasihimu
Dan AKU tetap berharap
Suatu saat kau akan menyapa-Ku
Memohon perlindungan-Ku
Bersujud kepada-Ku

Yang selalu menyertaimu setiap saat
Yang selalu menyertaimu setiap saat
Yang selalu menyertaimu setiap saat

Lebih Lanjut..

Ciri-ciri Orang yang Ikhlas

Syaikh Ahmad Ibnu Athaillah berkata dalam kitab Al Hikam,

“Amal perbuatan itu sebagai kerangka yang tegak, sedang ruh (jiwa) nya adalah tempat terdapatnya rahasia ikhlas (ketulusan) dalam amal perbuatan”

Bab tentang ikhlas adalah bab yang mutlak dan paling penting untuk dipahami dan diamalkan, karena amal yang akan diterima Allah SWT hanyalah amal yang disertai dengan niat ikhlas.

“Tidaklah mereka diperintah kecuali agar berbuat ikhlas kepada Allah dalam menjalankan agama”.

Oleh karenanya, sehebat apapun suatu amal bila tidak ikhlas, tidak ada apa-apanya dihadapan Allah SWT, sedang amal yang sederhana saja akan menjadi luar biasa dihadapan Allah SWT bila disertai dengan ikhlas.

Tidaklah heran seandainya shalat yang kita kerjakan belum terasa khusyu, atau hati selalu resah dan gelisah dan hidup tidak merasa nyaman dan bahagia, karena kunci dari itu semua belum kita dapatkan, yaitu sebuah keikhlasan.

Ciri-ciri dari orang yang memiliki keikhlasan diantaranya :

1. Hidupnya jarang sekali merasa kecewa,
Orang yang ikhlas dia tidak akan pernah berubah sikapnya seandainya disaat dia berbuat sesuatu kebaikan ada yang memujinya, atau tidak ada yang memuji/menilainya bahkan dicacipun hatinya tetap tenang, karena ia yakin bahwa amalnya bukanlah untuk mendapatkan penilaian sesama yang selalu berubah tetapi dia bulatkan seutuhnya hanya ingin mendapatkan penilaian yang sempurna dari Allah SWT.

2.Tidak tergantung / berharap pada makhluk
Sayyidina ’Ali pun pernah berkata, orang yang ikhlas itu jangankan untuk mendapatkan pujian, diberikan ucapan terima kasih pun dia sama sekali tidak akan pernah mengharapkannya, karena setiap kita beramal hakikatnya kita itu sedang berinteraksi dengan Allah, oleh karenanya harapan yang ada akan senantiasa tertuju kepada keridhaan Allah semata.

3.Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil
Diriwayatkan bahwa Imam Ghazali pernah bermimpi, dan dalam mimpinya beliau mendapatkan kabar bahwa amalan yang besar yang pernah beliau lakukan diantaranya adalah disaat beliau melihat ada seekor lalat yang masuk kedalam tempat tintanya, lalu beliau angkat lalat tersebut dengan hati-hati lalu dibersihkannya dan sampai akhirnya lalat itupun bisa kembali terbang dengan sehat. Maka sekecil apapun sebuah amal apabila kita kerjakan dengan sempurna dan benar-benar tiada harapan yang muncul pada selain Allah, maka akan menjadi amal yang sangat besar dihadapan Allah SWT.

4. Banyak Amal Kebaikan Yang Rahasia

Mungkin ketika kita mengaji dilingkungan orang banyak maka kita akan mengaji dengan enaknya, lama dan penuh khidmat, ketika kita shalat berjamaah apalagi sebagai imam kita akan berusaha khusyu dan lama, tapi apakah hal tersebut akan kita lakukan dengan kadar yang sama disaat kita beramal sendirian ? apabila amal kita tetap sama bahkan cenderung lebih baik, lebih lama, lebih enak dan lebih khusyuk maka itu bisa diharapkan sebagai amalan yang ikhlas. Namun bila yang terjadi sebaliknya, ada kemungkinan amal kita belumlah ikhlas.

5. Tidak membedakan antara bendera, golongan, ras, atau organisasi
Fitrah manusia adalah ingin mendapatkan pengakuan dan penilaian dari keberadaannya dan segala aktivitasnya, namun pengakuan dan penilaian makhluk, baik perorangan, organisasi atau instansi tempat kerja itu relatif dan akan senantiasa berubah, banyak orang yang pernah dianggap sebagai pahlawan namun seiring waktu berjalan adakalanya berubah menjadi sosok penjahat yang patut diwaspadai. Maka tiada penilaian dan pengakuan yang paling baik dan yang harus senantiasa kita usahakan adalah penilaian dan pengakuan dari Allah SWT.

Begitu besar pengaruh orang yang ikhlas itu, sehingga dengan kekuatan niat ikhlasnya mampu menembus ruang dan waktu. Seperti halnya apapun yang dilakukan, diucapkan, dan diisyaratkan Rasulullah, mampu mempengaruhi kita semua walau beliau telah wafat ribuan tahun yang lalu namun kita senantiasa patuh dan taat terhadap apa yang beliau sampaikan.

Bahkan orang yang ikhlas bisa membuat iblis (syaitan) tidak bisa banyak berbuat dalam usahanya untuk menggoda orang ikhlas tersebut. Ingatlah, apapun masalah kita kita janganlah hati kita sampai pada masalah itu, cukuplah hanya ikhtiar dan pikiran saja yang sampai pada masalah tersebut, tapi hati hanya tertambat pada Allah SWt yang Maha Mengetahui akan masalah yang kita hadapi tersebut.

Semoga Allah SWT membimbing kita pada jalan-Nya sehingga kita bisa menjadi hamba-Nya yang ikhlas. Amiin.

Lebih Lanjut..

Senin, 18 Juni 2007

Do'a Kami

Ya ALLAH, berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikan dia.
Engkaulah sebaik-baik yang, mensucikannya.
Engkau pencipta dan pelindungnya.

Ya ALLAH, perbaiki hubungan antar kami.
Rukunkan antar hati kami Tunjuki kami jalan keselamatan.
Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang.
Jadikan kumpulan kami jama'ah orang muda yang menghormati orang tua.
Dan jama'ah orang tua yang menyayangi orang muda.
Jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman.
Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian

Ya ALLAH, wahai yang memudahkan segala yang sukar.
Wahai yang menyambung segala yang patah.
Wahai yang menemani semua yang tersendiri.
Wahai pengaman segala yang takut.
Wahai penguat segala yang lemah.
Mudah bagimu memudahkan segala yang susah.
Wahai yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiran.
Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak.
Engkau Maha Tahu dan melihatnya.

Ya ALLAH, kami takut kepada-Mu.
Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada-Mu.
Jaga kami dengan Mata-Mu yang tiada tidur.
Lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus.
Kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami.
Jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami.
Musuh-musuh kami dan semua yang ingin mencelakai kami Tak akan sampai kepada kami, langsung atau dengan perantara.
Tiada kemampuan pada mereka untuk menyampaikan bencana pada kami.
"ALLAH sebaik baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih"

Ya ALLAH, kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu.
Ubun-ubun kami dalam genggaman Tangan-Mu.
Berlaku pasti atas kami hukum-Mu.
Adil pasti atas kami keputusan-Mu.

Ya ALLAH, kami memohon kepada-Mu.
Dengan semua nama yang jadi milik-Mu.
Yang dengan nama itu Engkau namai diri-Mu.
Atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu.
Atau Engkau ajarkan kepada seorang hamba-Mu.
Atau Engkau simpan dalam rahasia Maha Tahu-Mu akan segala ghaib.
Kami memohon-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur'an yang agung.
Sebagai musim bunga hati kami
Cahaya hati kami.
Pelipur sedih dan duka kami.
Pencerah mata kami.

Ya ALLAH, yang menyelamatkan Nuh dari taufan yang menenggelamkan dunia.
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Ibrahim dari api kobaran yang marak menyala
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Musa dari kejahatan Fir'aun dan laut yang mengancam nyawa
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Isa dari Salib dan pembunuhan oleh kafir durjana
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Muhammad alaihimusshalatu wassalam dari kafir Quraisy durjana, Yahudi pendusta, munafik khianat, pasukan sekutu Ahzab angkara murka
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Yunus dari gelap lautan, malam, dan perut ikan
Ya ALLAH, yang mendengar rintihan hamba lemah teraniaya
Yang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnya
Yang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan prahara

Ya ALLAH, begitu pekat gelap keangkuhan, kerakusan dan dosa
Begitu dahsyat badai kedzaliman dan kebencian menenggelamkan dunia
Pengap kehidupan ini oleh kesombongan si durhaka yang membuat-Mu murka
Sementara kami lemah dan hina, berdosa dan tak berdaya

Ya ALLAH, jangan kiranya Engkau cegahkan kami dari kebaikan yang ada pada-Mu karena kejahatan pada diri kami
Ya ALLAH, ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kami.
Dan rahmah kasih sayang-Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri.
Ya ALLAH, jadikan kami kebanggaan hamba dan nabi-Mu Muhammad SAW di padang mahsyar nanti. Saat para rakyat kecewa dengan para pemimpin penipu yang memimpin dengan kejahilan dan hawa nafsu.
Saat para pemimpin cuci tangan dan berlari dari tanggung jawab.
Berikan kami pemimpin berhati lembut bagai Nabi yang menangis dalam sujud malamnya tak henti menyebut kami, ummati ummati, ummatku ummatku.
Pemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan semua kekayaan demi perjuangan.
Yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahtera.
Yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan

Ya ALLAH, dengan kasih sayang-Mu Engkau kirimkan kepada kami da'i penyeru iman.
Kepada nenek moyang kami penyembah berhala.
Dari jauh mereka datang karena cinta mereka kepada da'wah.
Berikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaran.
Untuk menyambung risalah suci dan mulia ini.
Kepada generasi berikut kami
Jangan jadikan kami pengkhianat yang memutuskan mata rantai kesinambungan ini.
Dengan sikap malas dan enggan berda'wah.
Karena takut rugi dunia dan dibenci bangsa.
Dilantunkan oleh K.H. Rahmat Abdullah pada Deklarasi Partai Keadilan.

Lebih Lanjut..

Menuju Profil Muslimah Sejati

Wanita adalah denyut nadi kehidupan. Berbicara tentang wanita berarti juga membicarakan kehidupan itu sendiri secara keseluruhan "al mar'atu 'imadu'l bilad" (wanita itu tiang negara). Bila baik wanita, baik pula kondisi negara tersebut. Dalam ajaran Islam terdapat bagian yang mengatur perihidup wanita, agar mereka yang pada dasarnya telah mendapat tempat mulia itu, menjadi wanita islam yang sejati. Wanita islam itu wanita yang tak keluar dari rel fisabilillah. Wanita seperti itu terbentuk dari potensi fitrah yang ruhaniyah, fikriyah, dan jasadiyahnya tunduk pada aturan Allah dan RasulNya dan bisa menjalankan peranannya (menyangkut haq dan kewajiban) dengan baik dan benar, sehingga Allah ridha atasnya.

Seperti telah disinggung di atas, dalam pandangan Islam wanita yang baik adalah wanita yang seoptimal mungkin menurut konsep al-qur'an dan assunnah. Ia wanita yang mampu menyelaraskan fungsi, haq dan kewajibannya:
- Seorang hamba Allah (Qs.9:71)
- Seorang istri (Qs.4:34)
- Seorang ibu (Qs.2:233)
- Warga masyarakat (Qs.25:33)
- Da'iyah (Qs.3:104-110)


Sekilas Profil Muslimah di Zaman Rasulullah SAW

Sejarah telah mencatat dengan tinta emas, sejumlah nama sahabiyah di balik kecemerlangan dan kejayaan islam. Khadijah binti Khuwalid, Fathimah Az-Zahra, Aisyah dan lain-lainnya.

Mereka wanita islam yang telah teruji sebagai individu yang bertaqwa kepada Allah, menjunjung tinggi risalah yang dibawa Rasulullah. Mereka muslimah dengan kepedulian sosial yang tinggi terhadap sesama manusia dan sesama makhluk Allah. Merekalah sosok istri yang benar-benar bisa mendukung dan membahagiakan suami mereka di jalan Allah. Merekalah ummahat yang berhasil dalam tarbiyatul awlaad, yang dapat mencetak keturunan generasi kebangaan Islam. Mereka juga merupakan sosok da'iyah yang tak pernah berhenti dari da'wah ilallah, yang senantiasa mengadakan pendekatan ke ummat. Maka di manakah lagi bisa kita temukan profil atau sosok wanita yang lebih baik dari yang demikian itu?


Fenomena Muslimah Hari Ini

Jika melihat sosok sahabiyah di atas, kemudian di bandingkan dengan sosok wanita islam hari ini, maka secara jujur terlihat suatu rentangan yang amat jauh.

Memang banyak muslimah di dalam masyarakat yang telah menyadari fungsi, hak , kewajiban, dan peranan mereka dalam islam. Tetapi ternyata lebih banyak lagi yang belum menyadari atau bahkan melarikan diri dari hal tersebut. Ini suatu realita yang tak dapat kita sangkal.

Dalam buku Petunjuk Jalan Hidup Wanita Islam ditulis oleh beberapa ulama pada Pusat Studi dan Penelitian Islam Mesir, wanita-wanita yang mengaku beragama islam di dunia ini dibagi ke dalam beberapa golongan.

Pertama, wanita Islam yang bingung. Wanita seperti dibesarkan dalam alam tradisional sehingga ia harus menghormati adat istiadat dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan adat tersebut.

Wanita jenis ini tidak selamanya dibesarkan diantara kaum yang tidak menyukai Islam, malah ia di besarkan dalam suatu masyarakat yang berpegang teguh pada agama, memelihara beberapa syariat, menunaikan berbagai ibadah, yang dilakukan semata-mata hanya karena menghormati kehendak orang tuanya. Patuh kepada tradisi nenek moyangnya, disebabkan karena kurangnya pendidikan agama dan tidak adanya bimbingan yang baik dan benar.

Wanita seperti ini biasanya tidak akan mampu melawan arus globalisasi jahiliyyah yang kini melanda dunia. Ia merupakan pemahaman, dan daya tanggapnya lemah. Malah kosong sama sekali.

Kedua, wanita islam yang tidak stabil. Wanita jenis ini senantiasa berada dalam pergolakan yang sengit antara barbagai daya tarik duniawi yang beragam, propaganda modernisasi yang salah kaprah dan antara apa yang dikenal dan dipelajarinya dalam Islam. Wanita seperti ini biasanya akan goyang imannya bila keimanan ukhrawinya terbentur dengan gemerlapnya dunia.

Wanita jenis ini nantinya menapakkan satu kakinya di jalur islam dan kaki yang lain di jalur yang lain pula. Ia kemungkinan besar akan terkena murka Allah. Meraka tak mau masuk islam secara kaffah. Mereka , karena sikap tak stabil ini hanya menyembah, beribadah pada Allah 'ditepi-tepi saja' (QS 22:22)

Ketiga, wanita islam yang hijrah. Wanita seperti ini dibesarkan dalam alam atau lingkungan yang tak mengenal islam. Seperti mereka yang hidup di Eropa, Amerika dan semacamnya. Mereka banyak menemui kesulitan dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Hidup dalam masyarakat asing yang moralnya rendah itu, membuatnya banyak menghadapi kendala dan dosa. Karena itu perlu mendapat gemblengan keyakinan yang lebih mendalam terhadap ajaran islam yang universal dan sabar dalam menghadapi resiko kebenaran yang disandangnya.

Keempat , wanita islam barat minded minded. Ia banyak tertipu karena kekagumannya terhadap barat. Ia tak segan-segan berkiblat ke barat dalam segala hal. Meskipun ia beragama islam, tetapi ia memandang Islam sebagai suatu sistem yang kolot dan mengikatnya. Ia ingin lepas dan bebas, sebebas-bebasnya seperti wanita di barat. Ia tidak mau menerima 'metoda langit', syariat Allah yang diturunkan padanya karena menganggap bukan masanya untuk seperti itu lagi. Ia tertipu kata-kata modern yang kerap di ucapkan kepadanya. Fikriyah (pemikiran), ruhaniyah(rohani), dan jasadiyah (tubuh) telah menjadi barat.

Kelima, wanita islam sejati sejati. Ia sosok muslimah yang berupaya melaksanakan Islam secara Kaffah (keseluruhan). Ia solihat, qanitat (taat), hafizhot (dapat menjaga diri). Ia selalu menapak tilas pada pribafdi muslimah sejati di masa Rasulullah dan sesudahnya, tanpa kehilangan karakteristiknya sendiri. Ia taat pada Allah dan RasulNya atas segala seruan, berdaya guna bagi dirinya, keluarganya dan lingkungan sektarnya dan ummat. Ia tak pernah berhenti berzikir dan berpikir. Ruhani, jasad dan pikirannya telah tercelup dalam sibghatullah (Qs. 2:138). Ia teguh dan istiqomah di jalan Allah walau apapun yang terjadi, baginya keridhaan Allah atas dirinya dan segalanya.

Demikianlah lima tipe wanita Islam pada hari ini. Mungkin dengan ini kita wanita muslimah dapat memperkirakan di mana kita berada. Sudahkan kita menjadi muslimah yang baik, yang sejati? Ataukah kita hanya sekedar 'benda' yang menjadi obyek bulan-bulanan musuh-musuh Allah?


Konspirasi dan Globalisasi Nilai-Nilai Jahiliyah Menghantam Wanita Islam

Sesungguhnya Maha Benar Allah yang dengan tegas bersabda dalam Al- Qur'an bahwa musuh-musuh Islam akan selalu berupaya dengan berbagai cara agar kita mengikuti millah (sistem hidup) mereka, hingga mereka ridha (QS Al-Baqarah: 120), dan mereka akan selalu memerangi Islam dan segala yang berbau Islam, kalau dapat memurtadkan kita dari Islam (QS 2: 217 dan 85: 8). Sungguh Maha Benar Allah.

Sesungguhnya fenomena muslimah hari ini (kebanyakan telah menyimpang jauh dari Allah dan RasuINya), dan kehilangan jati dirinya sebagai muslimah adalah hasil dari rekayasa mereka yang menghendaki ajaran Islam itu kabur, sulit difahami dan terkesan kolot (terbelakang) serta menghambat kemajuan.

Para musuh Allah ini telah mengangkat isu-isu hak asasi, kebebasan, emansipasi, dan modernisasi untuk menghantam para muslimah. Padahal itu semua mereka lancarkan untuk kehancuran moralitas wanita secara umum dan muslimah secara khusus. Segala media dikerahkan, segala daya dicurahkan agar isu-isu ini termakan oleh para muslimah.

Para muslimah dicekoki dengan warna mereka (baca: Barat, Yahudi, materialis, liberalis dan semacamnya). Para intelektual Barat dikerahkan untuk mengangkat isu-isu tersebut dengan menjelek-jelekkan dan menghujat Islam.

Dan bila dikatakan kepada mereka, "Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang ingin mengadakan perbaikan.' Ingatlah sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi, tetapi mereka tiada sadar." (QS 2: 11-12) Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut-mulut mereka. Dan Allah telah menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir benci (QS 61: 8)

Untuk mendukung semua itu merekapun merekayasa, para 'cendekiawan muslim' yang lemah iman untuk mendukung program mereka dan menimbulkan keraguraguan ummat. Para wanita yang dalam Islam sangat dihormati dan dimuliakan digugat. Aturan-aturan Islam yang tinggi dan sempurna dituding sebagai biang keladi 'terbelakangnya' para wanita Islam. Musuh-musuh Allah yang lantang meneriakkan isu hak asasi, kebebasan, modernisasi, dan persamaan inipun menyerang masalah poligami, hak menthalaq, hak warisan, masalah hijab, dan sebagainya sebagai hal-hal yang melemahkan Islam. Islam dikatakan telah merendahkan harkat dan martabat wanita, sedang Barat lah yang mengangkat dan memuliakannya.

Dan hal ini terus didengung-dengungkan ke seantero dunia dengan modal kekayaan dan kecanggihan media informasi mereka. Kemudian banyak wanita Islam yang terpengaruh dengan isu-isu yang mereka angkat serta public opinion yang mereka bentuk. Para wanita Islam beramai-ramai berusaha keluar dari lingkaran Islam. Tak lagi berpikir, bagaimana menjadi muslimah sejati.

Setelah itu apa yang terjadi? Orang-orang yang menawarkan persamaan, hak asasi, kebebasan dan modernisasi pada akhirnya toh hanya menyeret kaum wanita Islam kepada kemaksiatan sebagaimana mereka telah menceburkan kaum wanita mereka sendiri ke arah itu. Para wanita Islam kini dengan 'sukacita' melakukan prostitusi, kumpul kebo, lesbianisasi, aborsi, dan semacamnya. Melepas jilbab dan memamerkan aurat mereka di koran, majalah, televisi atau di trotoar jalan. Mereka bangga atas pengeksploitasian tubuh mereka itu.

Dengan dalih isu-isu itu tadi, para wanita kerap keluar dari ikatan agama dan susila. Mereka pun lantang menyerukan hak-hak wanita dalam gerakan feminisme yang menipu. Musuh-musuh Islam telah menancapkan taring-taring mereka kepada Islam melalui kaum wanitanya sebagai sarana yang paling ampuh.

Untuk menghancurkan Islam, mereka menghancurkan dahulu para wanita, para muslimah, para 'tiang' tadi. Maka kini terlihat kerusakan bukan saja pada kaum wanita, tetapi kerusakan moral ummat pun telah terasa.

Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Mereka tak lain hanya mengikuti persangkaan belaka dan mereka tak lain hanya berdusta ke ada Allah. (QS2:116)

Pada dasarnya program mereka memang bukan agar kita berpindah agama, tetapi cukup 'memurtadkan' dengan mengikuti pola kehidupan mereka dan meninggalkan Islam dengan cara yang demikian itu. Bila ada seseorang yang mengikuti gaya (hidup) suatu kaum yang lain, maka ia termasuk golongan kaum itu. (Al-Hadist)


Kembali Kepada Fitrah

Satu-satunya cara menuju profil muslimah sejati harus kembali kepada fitrah, kepada Al-Islam secara utuh (QS Al-Baqarah: 208). Wanita Islam harus kembali kepada fungsi dan tidak mengabaikan begitu saja peran besar sebagai seorang hamba Allah, sebagai seorang istri, sebagai ibu, sebagai warga masyarakat, dan sebagai da'iyyah. Wanita Islam harus kembali menghidupkan sosok muslimah-muslimah sejati di zaman Rasulullah dalam diri kita, menjadikannya sebagai teladan kita.

Di samping itu juga harus memperteguh keIslaman dan membentengi diri dari serangan yang dilancarkan musuh Allah lewat berbagai kedok dan tipu muslihatnya. Dengan keIslaman yang teguh dan ketaqwaan kepada Allah, dengan berusaha secara sungguh-sungguh mencapai profil muslimah sejati maka akan dapat melihat jelas segala tipu daya mereka.Akhimya wanita Islam akan mempunyai furqan.

Sesungguhnya jalan kepada pembentukan pribadi muslimah sejati bukanlah jalan yang mulus dan indah. Tetapi jalan yang penuh pendakian dan rintangan. Jalan yang penuh onak dan duri. Jalan melawan arus globalisasi jahiliyah. Hendaknya kita fahami betul hal ini. Seorang muslimah menjadikan muslimah di zaman Rasulullah SAW sebagai cermin dan qudwah kita.

sumber : milis DT

Lebih Lanjut..

Minggu, 17 Juni 2007

Bersabarlah...


Bersabarlah saudariku...
Ini adalah ujian untukmu...
Semoga hati kita terhindar dari prasangka-prasangka buruk..
Terlebih lagi terhindar dari predikat penebar fitnah...
Naudzubillah mindzalik..

Ku mampu merasakan bagaimana sakitnya hatimu ukhti...

Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan...
Itu janji Allah...

Lebih Lanjut..

Kamis, 07 Juni 2007

Tingkatan Manusia Ketika Shalat


Tingkatan manusia ketika shalat berbeda-beda. Ada lima tingkatan yang
perlu kita perhatikan sebagai tolok ukur, di tingkat manakah kita berada.

Dalam pengantar buku Madarijus Salikin, Ibnul Qayyim rahimahullah
mengatakan bahwa tidak akan ada yang bisa memahami dan merasakan nilai
tingkatan-tingkatan ini kecuali orang-orang yang bergerak menaiki
tingkatan itu. Tahukah maksudnya?

Tingkatan Pertama
Di sinilah letak orang-orang yang tidak menjaga waktu shalat. Ia tidak
menjaga wudhu, tidak juga rukun-rukun shalat yang zhahir serta
kekhusyukan. Orang semacam ini akan mendapat hukuman atas shalatnya
sebagaimana disepakati oleh semua ulama.

Tingkat Kedua
Disini terletak orang-orang yang menjaga waktu shalat, menjaga wudhu
dan juga rukun-rukun shalat yang zhahir, namun ia melalaikan
kekhusyukan. Orang seperti ini akan dihisab shalatnya dengan keras.

Kebanyakan orang berada dalam tingkatan ini. Iya, kan?

Apa saat ini kita mulai berpikir tentang keadaan kita ???

Tingkatan Ketiga
Di tingkat ini terletak orang-orang yang menjaga waktu shalat, menjaga
wudhu, dan juga rukun-rukun shalat yang zhahir, Ia tampak berjuang
gigih melawan setan. Di awal-awal tampak ia bisa khusyuk, tapi
kemudian setan berhasil mencuri perhatiannya. Ia kembali melawan, dan
demikian seterusnya silih berganti. Orang seperti ini akan tertutup
kekurangannnya.

Ia berjuang gigih dalam shalatnya. Tentu ia akan mendapat dua pahala,
pahala shalat di bagian mana ia berhasil khusyuk dan pahala perjuangan
melawan setan.

Tingkatan semacam ini sering terjadi. Sebab seseorang akan sering
mengalami perubahan keadaan, dan setan pun terus berusaha untuk
mendapatkan kesempatan menggoda.

Tingkatan Keempat
Ditingkat ini terletak orang-orang yang menjaga waktu shalat, menjaga
wudhu, menjaga rukun-rukun shalat, dan melaksanakan shalat dengan
khusyuk. Ini merupakan tingkatan yang sangat tinggi, sebab ia menang
melawan setan setelah perjuangan yang amat gigih. Orang seperti ini
akan mendapat pahala penuh.

mungkin kita mengatakan, "Kalau begitu inilah tingkatan yang terakhir.
Maka, yang tepat adalah empat tingkatan dan bukannya lima." Saudaraku,
jangan terburu-buru. Simaklah sekarang tingkatan berikutnya:

Tingkatan Kelima
Tingkatan ini adalah tempat bagi orang yang menjaga penuh waktu
shalat, wudhu, rukun-rukun, dan kekhusyukan. Orang ini juga
menanggalkan hati dan menyerahkannya sepenuh jiwa kepada Allah SWT.
Orang ini tidak lagi berada didunia. Ia ada bersama Allah. Tidak lagi
terkait dengan ikatan-ikatan dunia. Ia tidak lagi melihat atau
mendengar. Inilah maksud ucapan Rasulullah SAW, "Pucuk kebahagiaanku
terletak di dalam shalat." Orang semacam ini adalah orang istimewa
yang dekat dengan Rabbnya.

Sebelumnya mungkin kita telah mengira tidak ada lagi tingkatan setelah
tingkatan keempat.

Sungguh, kebaikan orang-orang shalih masih merupakan kejelekan bagi
orang-orang istimewa.
Alangkah kasihan orang yang tidak mampu merasakan kemanisan ini.!

Saudaraku tercinta, sekarang mari kita jawab pertanyaan berikut: "Di tingkat
mana kita berada?"

semoga bermanfaat...

Sumber dari: http://www.jkmhal. com

Lebih Lanjut..

Kualitas Pribadi Muslim


10 Kualitas Pribadi Muslim

1. Ketulusan

Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi.

Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya "Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak". Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

2. Rendah Hati

Beda dgn rendah diri yg merupakan kelemahan, kerendahhatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

3. Kesetiaan

Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yg setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

4. Bersikap Positif

Orang yang bersikap positif selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan drpd keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dsb.

5. Keceriaan

Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

6. Bertanggung Jawab

Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan.

Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

7. Kepercayaan Diri

Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

8. Kebesaran Jiwa

Kebesaran jiwa dapat dilihat dr kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

9. Easy Going / optimisme
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.

10. Empaty / kepedulian

Empati adalah sifat yg sangat mengagumkan. Orang yg berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

muhammad kiran (ukhuwah sehati)

Lebih Lanjut..

Senin, 04 Juni 2007

Sesungguhnya Allah Tidak Rumit.....


Sahabatku, hal-hal yang pertama kali aku bayangkan ketika memutuskan untuk segera menikah, adalah masalah gedung, masalah biaya pesta, masalah keranjang-keranjang hantaran, dan masalah tradisi upacara pernikahan. Sementara hal-hal yang syariat, hampir terlewatkan. Sehingga waktu itu aku sering merasa pusing memikirkan pernikahan. Bahkan aku sempat mengira, mengapa pernikahan begitu rumit dan memusingkan? Belum lagi soal jodoh yang tak kunjung tiba. Rasa pusingku semakin bertambah.
Ternyata yang membuat rumit, tidak lain adalah diriku sendiri. Lalu kucari ilmunya, dan akhirnya kudapat setitik petunjuk yang membuka pikiranku bahwa Sesungguhnya Allah Tidak Rumit. Namun kadang-kadang hamba-Nya sendiri yang membuat rumit. Sehingga semuanya terasa sulit. Padahal sangat mudah untuk berkelit.
Aku niatkan dan tekadkan untuk menikah dengan mengambil jalan yang sesuai syariat, yang ternyata tidak rumit. Masalah gedung? Memangnya menikah harus di gedung? Ah, tidak harus. Maka aku mohon kepada Allah Yang Maha Memudahkan Segalanya, agar mengijinkan aku menikah di rumah-Nya yang suci.
Masalah biaya pesta? Bukankah Rasul Muhammad SAW mencontohkan pesta yang sederhana walaupun dengan hanya seekor kambing? Lalu mengapa aku harus memikirkan pesta mewah? Yang penting ada makanan yang dibagi. Maka aku mohon kepada Allah Yang Maha Pemurah, agar para tamu yang aku undang, tidak merasa kecewa dengan makanan sederhana yang kubagikan pada pernikahanku.
Masalah hantaran? Waktu itu, wanita yang menjadi calon istriku tidak meminta hantaran sedikit pun. Namun Alhamdulillah, semua saudaraku menyediakan hantaran-hantaran, tanpa uang sedikitpun keluar dari sakuku. Betapa Allah Maha Penyayang dan Pengasih.
Masalah tradisi? Memangnya lebih penting mana, tradisi atau syariat? Masa sih, syariat harus kalah dengan tradisi? Syariat, Allah yang membuat. Sedangkan tradisi, manusia yang membuat bahkan tidak jelas asal-usulnya. Jadi aku pilih syariat-Nya saja. Dan ternyata syariat Allah, jauh lebih mudah, ringan dan praktis. Kalau boleh aku menyimpulkan, menikah itu mudah sekali. Karena Ternyata Allah Tidak Rumit. Allah sudah berjanji akan menolong hamba-Nya yang ingin menikah. Dan Allah tidak pernah ingkar janji, selama kita mengikuti cara-cara-Nya.
Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallahu allahu akbar.

Jakarta, 4 Juni 2007
Rico Atmaka (majelis sehati) –

Lebih Lanjut..

KeTeNanGan HaTi

Tidak mudah untuk dapat menikmati manisnya iman. Namun sebenarnya juga tidak sulit untuk meraih kenikmatan itu. Iya..semua tergantung niat bahkan azzam hati ini. Tatkala dalam keseharian, kita berupaya menjaga tingkah, tutur kata, pandangan, pendengaran, hingga qalbu, subhanallah…begitu indahnya ketenangan jiwa, kelapangan hati yang takkan bisa tergantikan oleh apapun. Barangkali bisa oleh kenikmatan duniawi, tapi itupun sesaat dan hanya sebagai luapan emosi belaka.

Ketenangan itu hanya bersumber dari Yang Memiliki Kehidupan, Yang Menguasai Jiwa, dan Yang Membolak-Balikan Hati.

Kamanakah lagi kita berlari saat masalah mengejar…
Kemanakah lagi kita mengadu saat gelisah tak mau beranjak…
Kemanakah lagi kita memohon saat tiada lagi yang mu mempedulikan kita...
Seandainya semua manusia tahu, bahwa sumber ketenangan hati ini adalah dari Nya…
Pastilah tiada lagi peperangan, kekacauan, penindasan, atau apapun istilah keserakahan
Namun inilah kehendakNya..
Dia yang berkehendak akan adanya perjuangan
Dia yang berkehendak akan adanya pengorbanan
Dia yang berkehendak akan orang-orang yang mencintaiNya
Dia yang berkehendak akan adanya jihad fi sabilillah..

Semoga kita menjadi bagian dari orang-orang pilihan Nya..

Lebih Lanjut..