Rabu, 26 Desember 2007

Kapan doa kita dikabulkan Alloh ?

Kapan doa kita dikabulkan Alloh ?

  1. Di waktu-waktu paling baik dan istimewa:

    • malam qadar (sepuluh malam terhakhir di bulan Ramadhan)
    • hari Arafah (9 Zulhijjah di waktu jamaah haji wukuf di Arafah)
    • bulan Ramadhan
    • hari Jum�at
    • sepertiga malam terakhir (sesudah jam 2 malam)
    • waktu sahur (sebelum fajar)
    • sesudah berwudhu
    • sesudah adzan sebelum iqomat
    • sedang berpuasa
    • dalam medan jihad
    • setiap selesai sholat fardhu
    • waktu sedang sujud (dalam sholat maupun di luar sholat)
    • sedang berpergian (musafir).

  2. Berdoa di Masjidil Haram.

  3. Doa orang tua untuk anaknya dan doa anak yang berbakti kepada orang tuanya serta doa seorang muslim untuk saudaranya yang muslim tanpa diketahui oleh saudara yag didoakannya itu.

Sebab-sebab doa kita tidak dikabulkan Alloh:

  1. Memakan makanan haram.
  2. Tidak yakin akan dikabulkan.
  3. Karena melakukan perkara sebagai berikut.:

    • mengakui kekuasaan Alloh, tetapi tidak memenuhi hak-hak-Nya
    • membaca al Quran tetapi tidak mengamalkan isinya
    • mengaku cinta kepada Rosul, tetapi meninggalkan sunnahnya
    • membaca ta�awudz, tetapi memberi makan setan dan mengikuti langkahnya
    • mengatakan ingin masuk surga, tetapi perbuatan yang dilakukan bertentangan dengan yang diinginkan
    • takut masuk neraka, tetapi mencampakkan diri sendiri ke dalamnya
    • mengakui bahwa maut akan datang, tetapi tidak mempersiapkan untuk menghadapinya
    • sibuk mencari kesalahan orang lain, tetapi kesalahan sendiri tidak mampu melihat
    • setiap saat menikmati karunia Alloh, tetapi tidak mensyukurinya
    • menguburkan jenazah, tetapi tidak mengambil pelajaran dari peristiwa itu

    Adab dan etika berdoa:

    1. Mulailah berdoa dengan memperbanyak puji-pujian kepada Alloh, memulai dengan tahmid dan shalawat kepada Rasululloh.
    2. Mengangkat kedua tangan untuk menunjukkan kebutuhan seorang hamba dalam berdoa kepada Alloh swt. Sabda Rosul, �Sesungguhnya Rabbmu itu Maha Pemalu dan Maha Mulia, malu dari hamba-Nya jika mengangkat kedua tangannya (memohon) kepada-Nya kemudian menariknya kembali dalam keadaan hampa kedua tangannya� (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).
    3. Jangan mengeraskan suara, berdoalah dengan suara yang jelas, lembut, rendahkan diri kita di hadapan-Nya, tunjukkan kebutuhan yang sangat terhadap doa itu.
    4. Sebelum berdoa, ucapkan istighfar dan mohon ampun kepada Alloh atas seluruh kesalahan dan dosa-dosa yang kita lakukan.
    5. Konsentrasi dan khusuk, resapi dan pahami betul apa yang kita minta.
    6. Hindari berdoa untuk keburukan, tidak dibenarkan berdoa untuk menghancurkan dan memusnahkan sesama muslim.
    7. Tidak tergesa-gesa dalam berdoa.
    8. Berdoalah kepada Alloh dalam segala keadaaan, jangan berdoa disaat sempit dan membutuhkan pertolongan.

    Jika merasa belum atau tidak dikabulkan doa kita, ada tiga kemungkinan:

    1. Tidak dikabulkan Alloh karena tidak memenuhi syarat dan adab berdoa.
    2. Dikabulkan tetapi ditunda pembalasannya, menjadi semacam investasi akhirat.
    3. Sesuai hadits Rosululloh saw �Doa seorang hamba tidak akan luput dari tiga hal, boleh jadi diampuni dosanya (tetapi keinginannya tidak dipenuhi, atau diberikannya kebaikan segera di dunia, atau pahalanya disimpan di akhirat nanti� (H.R. Bukhori)

    Wallohu'alam

sumber :Muslimsources.com

Lebih Lanjut..

Selasa, 18 Desember 2007

Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang mulia, salah satu dari bulan haram (suci) dimana amal ibadah di bulan ini pahalanya dilipatgandakan. Dan bulan ini juga merupakan bulan pelaksanaan ibadah haji. Jutaan umat Islam berkumpul di tanah suci untuk menunaikan panggilan Allah melaksanakan rukun Islam yang kelima. Kemuliaan bulan Dzulhijjah, khususnya pada sepuluh hari pertama telah diabadikan dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:

"Demi fajar, Dan malam yang sepuluh, Dan yang genap dan yang ganjil,
Dan malam bila berlalu" (QS Al-Fajr 1-4)
Allah SWT. bersumpah dengan lima makhluk-Nya, bersumpah dengan waktu fajar, malam yang sepuluh, yang genap, yang ganjil dan malam ketika berlalu. Dan para ulama tafsir seperti, Ibnu Abbas ra, Ibnu Zubair ra, Mujahid ra, As-Sudy ra, Al-Kalby ra. menafsirkan maksud malam yang sepuluh adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Allah bersumpah dengan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah karena keutamaan beribadah pada hari tersebut, sebagaimana hadits Rasul saw, :
Dari Ibnu Abbas ra berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Tiada hari dimana amal shalih lebih dicintai Allah melebihi hari-hari ini –yaitu sepuluh hari pertama Dzulhijjjah. " Sahabat bertanya, "Ya Rasulallah saw, tidak juga jika dibandingkan dengan jihad di jalan Allah?" Rasul saw. menjawab, "Tidak juga dengan jihad, kecuali seorang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya serta tidak kembali (gugur sebagai syahid)."(HR Bukhari)

AMAL SHALIH DI SEPULUH HARI PERTAMA DZULHIJJAH
1. Takbir, Tahlil dan Tahmid
"Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang." (QS Al-Baqarah)

Jumhur ulama sepakat bahwa beberapa hari berbilang adalah hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Imam Al-Bukhari memasukan hari Tasyriq pada hari sepuluh pertama Dzulhijjah, dan memiliki keutamaan yang sama sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas. Imam Ibnu Hajar Al-`Asqalani memberikan komentar dalam kitabnya Fathul Bari: pertama,bahwa kemuliaan hari Tasyriq mengiringi kemuliaan Ayyamul `Asyr; kedua, keduanya terkait dengan amal ibadah haji; ketiga, bahwa sebagian hari Tasyriq adalah sebagian hari `Ayyamul `Asyr yaitu hari raya Idul Adha.

Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Tiada hari-hari dimana amal shalih paling utama di sisi Allah dan paling dicintai-Nya melebihi sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Perbanyaklah pada hari itu dengan Tahlil, Takbir dan Tahmid." (HR Ahmad dan Al-Baihaqi)

Berkata imam al-Bukhari, "Ibnu Umar ra. dan Abu Hurairah ra pada hari sepuluh pertama Dzulhijjah pergi ke pasar bertakbir dan manusia mengikuti takbir keduanya."

2. Puasa sunnah, khususnya puasa sunnah `Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah

Dari Abu Qatadah ra berkata, Rasulullah saw. ditanya tentang puasa hari `Arafah. Rasul saw menjawab, "Menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." (HR.Muslim)

3. Memperbanyak amal ibadah, karena pahalanya dilipatgandakan, seperti shalat, dzikir, takbir, tahlil, tahmid, shalawat, puasa infak dll.

Dari Jabir ra bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baiknya hari dunia adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah." Ditanya, "Apakah jihad di jalan Allah tidak sebaik itu?" Rasul saw. menjawab, "Tidak akan sama jika dibandingkan dengan jihad di jalan Allah, kecuali seseorang
yang menaburkan wajahnya dengan debu (gugur sebagai syahid)." (HR Al-Bazzar dengan sanad yang hasan dan Abu Ya'la dengan sanad yang shahih)


4. Shalat `Idul Adha pada Hari Nahr (10 Dzulhijjah)

Allah Ta'ala berfirman:
"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. " (QS.al-Kautsar 2)

Di antara makna perintah shalat disini adalah shalat Idul Adha.
Berkata Ar-Rabi', "Jika engkau selesai shalat di hari Idul Adha, maka berkurbanlah. " Rasulullah bersabda: Dari Abu Said berkata, "Rasulullah saw. keluar di hari Idul Fitri dan Idul Adha ke musholla. Yang pertama dilakukan adalah shalat, kemudian menghadap manusia – sedang mereka tetap pada shafnya- Rasul saw berkhutbah memberi nasehat dan menyuruh mereka." (Muttafaqun `alaihi)

Dari Ummi `Athiyah berkata, "Kami diperintahkan agar wanita yang bersih dan yang sedang haidh keluar pada dua Hari Raya, hadir menyaksikan kebaikan dan khutbah umat Islam dan orang yang berhaidh harus menjauhi musholla." (Muttafaq `alaihi)

Dalam menetapkan shalat Idul Adha (Hari Nahar) DSP mengacu pada semangat kebersamaan dengan seluruh komponen umat Islam di Indonesia dan merujuk pada Keputusan Fatwa MUI No. 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah serta ketetapan /sidang itsbat Depag RI bersama ormas Islam.

5. Takbir dan berkurban di hari Tasyriq

"Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang." (QS Al-Baqarah)

Pada hari Tasyriq juga masih disunnahkan untuk berkurban. Rasulullah saw. bersabda,

"Seluruh hari Tasyriq adalah hari penyembelihan (kurban)." (HR Ahmad)

sumber : milis kafe-muslimah

Lebih Lanjut..

Dzulhijjah...Bulan Perjuangan

Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang mulia, salah satu dari bulan haram (suci) dimana amal ibadah di bulan ini pahalanya dilipatgandakan. Dan bulan ini juga merupakan bulan pelaksanaan ibadah haji. Jutaan umat Islam berkumpul di tanah suci untuk menunaikan panggilan Allah melaksanakan rukun Islam yang kelima. Kemuliaan bulan Dzulhijjah, khususnya pada sepuluh hari pertama telah diabadikan dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:

"Demi fajar, Dan malam yang sepuluh, Dan yang genap dan yang ganjil,
Dan malam bila berlalu" (QS Al-Fajr 1-4)
Allah SWT. bersumpah dengan lima makhluk-Nya, bersumpah dengan waktu fajar, malam yang sepuluh, yang genap, yang ganjil dan malam ketika berlalu. Dan para ulama tafsir seperti, Ibnu Abbas ra, Ibnu Zubair ra, Mujahid ra, As-Sudy ra, Al-Kalby ra. menafsirkan maksud malam yang sepuluh adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Allah bersumpah dengan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah karena keutamaan beribadah pada hari tersebut, sebagaimana hadits Rasul saw, :
Dari Ibnu Abbas ra berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Tiada hari dimana amal shalih lebih dicintai Allah melebihi hari-hari ini –yaitu sepuluh hari pertama Dzulhijjjah. " Sahabat bertanya, "Ya Rasulallah saw, tidak juga jika dibandingkan dengan jihad di jalan Allah?" Rasul saw. menjawab, "Tidak juga dengan jihad, kecuali seorang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya serta tidak kembali (gugur sebagai syahid)."(HR Bukhari)

AMAL SHALIH DI SEPULUH HARI PERTAMA DZULHIJJAH
1. Takbir, Tahlil dan Tahmid
"Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang." (QS Al-Baqarah)

Jumhur ulama sepakat bahwa beberapa hari berbilang adalah hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Imam Al-Bukhari memasukan hari Tasyriq pada hari sepuluh pertama Dzulhijjah, dan memiliki keutamaan yang sama sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas. Imam Ibnu Hajar Al-`Asqalani memberikan komentar dalam kitabnya Fathul Bari: pertama,bahwa kemuliaan hari Tasyriq mengiringi kemuliaan Ayyamul `Asyr; kedua, keduanya terkait dengan amal ibadah haji; ketiga, bahwa sebagian hari Tasyriq adalah sebagian hari `Ayyamul `Asyr yaitu hari raya Idul Adha.

Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Tiada hari-hari dimana amal shalih paling utama di sisi Allah dan paling dicintai-Nya melebihi sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Perbanyaklah pada hari itu dengan Tahlil, Takbir dan Tahmid." (HR Ahmad dan Al-Baihaqi)

Berkata imam al-Bukhari, "Ibnu Umar ra. dan Abu Hurairah ra pada hari sepuluh pertama Dzulhijjah pergi ke pasar bertakbir dan manusia mengikuti takbir keduanya."

2. Puasa sunnah, khususnya puasa sunnah `Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah

Dari Abu Qatadah ra berkata, Rasulullah saw. ditanya tentang puasa hari `Arafah. Rasul saw menjawab, "Menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." (HR.Muslim)

3. Memperbanyak amal ibadah, karena pahalanya dilipatgandakan, seperti shalat, dzikir, takbir, tahlil, tahmid, shalawat, puasa infak dll.

Dari Jabir ra bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baiknya hari dunia adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah." Ditanya, "Apakah jihad di jalan Allah tidak sebaik itu?" Rasul saw. menjawab, "Tidak akan sama jika dibandingkan dengan jihad di jalan Allah, kecuali seseorang
yang menaburkan wajahnya dengan debu (gugur sebagai syahid)." (HR Al-Bazzar dengan sanad yang hasan dan Abu Ya'la dengan sanad yang shahih)


4. Shalat `Idul Adha pada Hari Nahr (10 Dzulhijjah)

Allah Ta'ala berfirman:
"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. " (QS.al-Kautsar 2)

Di antara makna perintah shalat disini adalah shalat Idul Adha.
Berkata Ar-Rabi', "Jika engkau selesai shalat di hari Idul Adha, maka berkurbanlah. " Rasulullah bersabda: Dari Abu Said berkata, "Rasulullah saw. keluar di hari Idul Fitri dan Idul Adha ke musholla. Yang pertama dilakukan adalah shalat, kemudian menghadap manusia – sedang mereka tetap pada shafnya- Rasul saw berkhutbah memberi nasehat dan menyuruh mereka." (Muttafaqun `alaihi)

Dari Ummi `Athiyah berkata, "Kami diperintahkan agar wanita yang bersih dan yang sedang haidh keluar pada dua Hari Raya, hadir menyaksikan kebaikan dan khutbah umat Islam dan orang yang berhaidh harus menjauhi musholla." (Muttafaq `alaihi)

Dalam menetapkan shalat Idul Adha (Hari Nahar) DSP mengacu pada semangat kebersamaan dengan seluruh komponen umat Islam di Indonesia dan merujuk pada Keputusan Fatwa MUI No. 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah serta ketetapan /sidang itsbat Depag RI bersama ormas Islam.

5. Takbir dan berkurban di hari Tasyriq

"Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang." (QS Al-Baqarah)

Pada hari Tasyriq juga masih disunnahkan untuk berkurban. Rasulullah saw. bersabda,

"Seluruh hari Tasyriq adalah hari penyembelihan (kurban)." (HR Ahmad)

sumber : milis kafe-muslimah

Lebih Lanjut..

Manisnya Buah Pemaksaan

Ironi...
Mendengar kata 'pemaksaan', rasa yang sering kali hadir dalam diri adalah sinisme, berkerut kening, ataupun beragam rasa yang sepadan dengan pelanggaran hak asasi..

sebagaimana orang-orang orientalis yang tak segan membayar orang-orang munafik hanya untuk menggerogoti kekuatan islam..yang sebenarnya mereka sendiri tak memiliki kemampuan untuk memaksa orang2 beriman agar mengikuti kehendaknya. Karena Allah yang menjadi backing dari orang-orang mukmin.

tapi bagaimana dengan paksaan untuk sholat tepat waktu.. paksaan untuk menghadirkan Allah dalam keheningan qiyamul lail..atau paksaan untuk bisa membantu orang lain meski itu hal yang kecil...

kalaupun memang tidak bisa membantu orang lain....minimal paksakan diri untuk tidak menjadi beban bagi orang lain..

karena sesungguhnya kekuatan untuk memaksa diri melakukan sesuatu maupun memaksa diri untuk tidak hanyut dalam paksaan pemikiran yang tidak semestinya...itu ada dalam diri kita..

paksakan diri untuk kebaikan...karena hanya Allah yang memiliki kekuatan..

Lebih Lanjut..

Selasa, 11 Desember 2007

Makanan Mentah, Sehatkah?

Tanpa kita sadari, kita sering memasukkan racun ke dalam tubuh lewat makanan yang dikonsumsi setiap hari. Perlu diketahui, makanan yang masuk ke dalam tubuh kita mengandung zat kimia dan bahan pengawet. Bahan-bahan itu masuk ke dalam makanan secara sengaja lewat proses pembuatannya, maupun pada saat proses penanaman seperti insektisida, pestisida, dan sejenisnya yang diberikan petani ketika menanam tanaman.

Polusi dalam makanan terjadi karena adanya zat-zat berbahaya di dalam makanan. Pada daging hewan, zat berbahaya yang ada di dalamnya adalah antibiotik dan hormonal. Kedua zat ini biasanya disuntikkan pada ayam agar lebih cepat dipotong atau bertelur.

Pada tumbuhan atau sayuran juga sama, yaitu pemberian insektisida dan pestisida oleh para petani. Biasanya residu zat-zat kimia tersebut akan mengendap pada sayuran. Jika sayurannya kita makan setiap hari, maka residunya akan mengendap dalam tubuh manusia. Zat berbahaya lainnya adalah zat pengawet yang biasanya terdapat pada makanan, seperti ikan asin, tahu, bakso, dan sebagainya. Belum lagi adanya formalin pada sejumlah makanan tertentu.

Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam makanan jika masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan pertumbuhan radikal bebas meningkat. Radikal bebas akan merusak protein, enzim, dan bahan-bahan genetik yang merupakan inti tempat DNA dibentuk. Mutasi dalam inti sel ini bisa menyebabkan terjadinya kanker.

Menurut laporan dunia, lebih dari 90% manusia modern meninggal karena penyakit dan lebih dari 90% terjadinya sel abnormal (sel kanker) disebabkan oleh lingkungan yang tercemar melalui makanan dan minuman. Di Amerika, satu dari tiga orang terkena kanker dan setiap satu dari lima orang mati terkena kanker.

Solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan kembali ke makanan alami tanpa bahan kimia dan pengawet. Namun, hal ini masih cukup sulit untuk dilakukan. Yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi raw food atau makanan mentah, seperti sayuran dan buah-buah yang tidak dimasak namun kebersihannya tetap terjaga. Makanan jenis ini akan memberi nutrisi bagi tubuh karena kaya enzim, klorofil, vitamin, mineral, dan fitronutrien yang berfungsi sebagai antioksidan alami.

Melalui sistem antioksidan, baik enzim maupun nonenzim, tubuh kita mampu melindungi diri dan melawan radikal bebas. Enzim antioksidan meliputi superoxide dismutase (SOD), caralase, dan glutathione peroxidase yang akan mengubah radikal bebas menjadi oksigen dan air yang kemudian akan dikeluarkan dari tubuh.

sumber : info-sehat.com

Lebih Lanjut..

Keshahihan Hadist Bukhari-Muslim

Apakah semua hadist Bukhari atau Muslim pasti shahih?

Priamuslim

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan terlebih dahulu agar tidak rancu dalam memahami duduk permasalahannya.

Al-Imam Al-Bukhari adalah seorang muhaddits yang lahir tahun (810-896). Beliau banyak melakukan kritik hadits dan masterpiece beliau adalah kitab yang disebut dengan istilah Ash-Shahih. Orang biasa menyebutnya dengan shahih Bukhari. Judul lengkapnya adalah Jami' Ash-Shahih Al-Musnad Al-Mukhtashar min Haditsi Rasulillah shallallahu 'alaihi wasallam wa sunanihi wa ayyamihi.

Kitab yang berisi 7.275 hadits secara terulang-ulang atau 4000 haditsbila tidak diulang-ulangini oleh semua ahli hadits diakui sebagai kitab yang sudah mengalami seleksi yang teramat ketat dan tidak main-main.

Agar sebuah hadits bisa lolos seleksi ketat Al-Imam Bukhari dan tertulis di dalamnya, maka proses yang dialaminya menjadi sangat panjang.

Misalnya, para perawi yang meriwayatkan hadits ini harus lolos seleksi yang teramat ketat. Karena Al-Bukhari menelusurinya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Nyaris tidak ada seorang pun yang pernah berdusta yang akan dipakai hadits oleh beliau.

Bahkan jangankah berdusta, sekedar berpakaian kurang sopan dan tidak selayaknya dalam pandangan masyarakat, sudah dinilai miring oleh beliau. Maka hadits-hadits yang diriwayatkan oleh orang tersebut pastilah mengalami diskualifikasi. Tidak masuk ke dalam jajaran hadits di dalam kitab beliau.

Maka keshahihan semua hadits yang ada di dalam kitab As-Shahih yang disusun oleh Al-Bukhari telah menjadi ijma' ulama sedunia. Bahkan kitab ini mendapat julukan kitab tershahih kedua setelah Al-Quran Al-Kariem.

Kitab Karya Al-Bukhari Selain Ash-Shahih

Namun yang jarang diketahui adalah ternyata Al-Imam Al-Bukhari punya karya hadits yang lain selain kitab Ash-Shahihnya. Di mana karya-karya itu memang memuat hadits, namun beliau sendiri tidak menjamin apakah hadits yang ada di dalam karyanya itu shahih atau tidak.

Kalau beliau tidak menjamin, bukan berarti pasti tidak shahih. Tidak demikian cara kita memahaminya. Namun beliau tidak melakukan penyeleksian seperti ketika menyusun Ash-Shahih.

Di antara kitab yang pernah ditulis oleh beliau adalah duakitab kecil yang diberi judul Raf'ul Yadain (mengangkat kedua tangan) dan Ashshalatu khalfal imam (shalat di belakang imam). Kedua kitab ini cukup tipis, meski berisi hadits juga. Dan beliau tidak menjaminkan keshahihan hadits-hadits yang ada di dalamnya.

Selain itu juga ada kitab Adabul Mufrad yang berisi sekitar1000-an hadits, di mana beliau pun tidak memberikan jaminan keshahihannya.

Selain kitab hadits, ternyata Al-Imam Al-Bukhari juga seorang penulis sejarah. Dua kitab sejarah yang beliau susun adalah At-tarikh Al-Kabir dan At-Tarikh Ash-Shaghir. Keduanya sejak pertama kali ditulis, sama sekali tidak bicara tentang hadits nabawi. Kitab ini adalah kitab sejarah, jadi sama sekali bukan kitab hadits.

Maka jangan berharap untuk mendapatkan hadits-hadits yang shahih sebagaimana yang kita dapat dari kitab Ash-Shahih.

Kesimpulan

Jadi semua hadits yang terdapat di dalam kitab Ash-Shahih dipastikan atau dijamin keshahihannya. Sedangkan bila tidak terdapat di dalamnya, meski pun ditulis oleh Al-Bukhari, belum tentu hadits itu shahih.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

Lebih Lanjut..

Kamis, 06 Desember 2007

Dahsyatnya Tahajud...

Sholat Tahajjud Sebagai Terapi Kejiwaan

Ditengah kehidupan yang kian sulit masyarakat dewasa ini akan mudah terhinggapi oleh penyakit kejiwaan seperti anexiety (kecemasan), phobia, insomnia, depresi yang berujung pada mental disorder berat. Maka ada jenis pengobatan, pertama dengan melakukan pengobatan konvensional misalnya diberi obat anti cemas dan yang kedua terapi kejiwaan religius (misalnya sholat tahajjud, dzikir dan membaca qur'an).

Berdasarkan penelitian (Hawari, 2004) telah dilakukan studi terhadap 62 orang, orang yang mendapatkan terapi kejiwaan sholat tahajjud lebih cepat proses penyembuhannya daripada yang menggunakan obat anti cemas.

Proses penyembuhan lebih cepat dilakukan dengan sholat tahajjud mampu menyembuhkan kecemasan dan menimbulkan perasaan tenang, didasarkan oleh firman Alloh SWT dalam surat al-Muzzamil 1- 6, "hai orang yang berselimut, Bangunlah (untuk sholat) dimalam hari, kecuali sedikit (daripadanya) . (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu, dan bacalah alquran itu dengan perlahan, sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun diwaktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu') dan bacaan diwaktu itu lebih berkesan."

Bacaan sholat tahajjud dimalam hari yang membekas didalam hati itulah yang mampu menyembuhkan penyakit kejiwaan lebih cepat. Namun yang paling mendasar didalam sholat tahajjud yang akan menyembuhkan segala bentuk penyakit kejiwaan adalah sikap pasrah kita kepada Sang Khaliq. sikap pasrah bahwa tiada penyembuh dari segala penyakit dan masalah dalam hidup kita hanyalah Alloh SWT semata sebagai penentunya.

sumber : milis DT

Lebih Lanjut..

Saatnya Kita Bersyukur...

وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَةَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

"Dan jika kamu menghitung-hitung ni`mat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (An-Nahl:18)

Ketika kita menjalani hidup bersama keluarga dengan penuh senyuman dan tawa...Di sana masih banyak saudara kita yang hidup dengan derai air mata...

Ketika kita bisa belajar dan menimba ilmu sekolah dengan nyaman...Di sana masih banyak saudara kita yang buta huruf tidak mengenal pengetahuan baru...

Ketika kita bisa makan sepuasnya dan memilih apapun makanan yang kita suka...Di sana masih banyak saudara kita yang tidak bisa makan sampai kenyang dan harus memakan apa adanya...

Siang hari ini kita bisa beraktivitas sebagaimana biasa...Di sana masih banyak mereka-mereka yang terbaring di tempat tidur karena kondisi yang kurang mendukung...

Saat kita masih bisa merasakan belaian lembut Ibu dan melihat senyum Ayah...Di sana banyak saudara kita yang tidak lagi pernah bertemu Ayah Ibunya...

Saat sekarang kita bisa beribadah merasakan kehadiran Allah di hati...Di sana masih banyak saudara kita yang lupa akan hakikat perjalanan ini...

Lalu...apakah lagi yang mesti kita tunggu untuk membuat kita senantiasa bersyukur...??
Sungguh..saat-saat perpisahan itu telah dekat...

Lebih Lanjut..