Senin, 31 Agustus 2009

Ketika Berbenturan...


Suatu kondisi, ada beberapa CV yang dititipkan aku untuk segera diberikan tanggapan... Mmm, bingung bagaimana menanggapinya... Akhirnya kuberanikan diri meminta bantuan ke beberapa teman. Alhamdulillah, bantuan mulai berdatangan..

Beberapa hari kemudian, aku berkunjung ke Malang untuk ikutan Pilpres.. sembari memanfaatkan waktu buat ketemuan dengan sahabat SMA. Akhirnya aku ceritakan apa yang sedang kuhadapi. Mmm, sahabat itu aka mencoba membantu. Hingga suatu hari aku diperkealkan dengan seorang akhwat-teman sahabatku tadi. Akhwat itu bersedia untuk membantu memecahkan salah satu puzzle masalahku..masalah pernikahan. Subhanallah, dengan segera kuberikan data dirinya pada seorang pria yang hanif dengan domisili di luar Jawa. Sebenarnya sang pria itu telah beberapa kali diproses, namun karena kebanyaka akhwat belum ingin menikah dengan seorang hanif, jadi proses itu tidak berlanjut. Dan sang pria itu bersedia untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya.... Sehingga, aku mengirim data beliau kepada seorang akhwat tadi. Yach, gayung bersambut... namun masalah pun turut menyertai

Masalah dengan guru ngaji si akhwat (MR), harapanku si MR bersedia mengawal lebih lanjut setelah pertukaran CV. Tapi terkesan si MR itu mengulur-ulur waktu, hingga membuat si akhwat tersebut agak ragu.. Sementara, si pria itu berniat ta'aruf dua minggu kemudian setelah pertukaran biodata.

Waktu tak pernah lelah berhenti, semakin mendekati hari H ta'aruf, sang akhwat masih juga belum mendapat lampu hijau dari MRnya. Aku dan sahabatku pun bingung dengan sikap MR. Sudah sama-sama siap untuk lanjut koq belum juga menyegerakan untuk mengawal. Kukira, ada sesuaatu yangg salh terjadi disini. Hingga akhirnya, sang akhwat memintaku untuk menjadi mediator antara dia dengan MR. Kupenuhi permintaannya. Sudah kuusahakan untuk menghubungi MR setelah Isya, namun tak diangkat. Aku kirim SMS untuk menanyakan kapan bisa dihubungi, tak dibalas. Aku telepon langsung beliau, namun nomer tidak aktif. Jujur, aku kesal. Aku tahu bahwa awal proses ini tak sesuai dengan alurnya.. Tapi apakah itu sebuah kesalahan??.. Toh, yang kulakukan tak keluar daari koridor syari'ah... Apakah lantas ketika tak sesuai dengan alur, maka kemudian sisi syar'i ditasbihkan begitu saja... Oh, no... sahabatku pun geram dengan kondisi ini. Dia memberanikan diri untuk bicara ke suami MR, mmm...alhamdulillah ada respon bagus.. Usut punya usut, ternyata si akhwat belum pernah kasi CV ke MR... Hemm, benar dah, emang ada yang salah...

Waaawww...alhadulillah, akhirnya pun taaruf berjalan dengan lancar, dan siap berlanjut ke tahap berikut...

NB :...Semoga kavling surga impian menjadi kenyataan....amiin

Lebih Lanjut..