Kamis, 30 Agustus 2007

Pertanda....

Pertanda akan adanya suatu berita yang begitu membuatku sedih...
Memang hanya Allah yang tahu apa yang akan terjadi...Tetapi indikasi akan adanya sebuah perpisahan begitu menguat seiring berjalannya waktu...

Yach...penantian yang tak pasti...

Lebih Lanjut..

Selasa, 28 Agustus 2007

Look Into My Eyes

(Syair dari anak-anak Palestina)

Look into my eyes...
Tell me what you see...
You don't see a damn thing...

'cause you can't relate to me...

You're blinded by our differences
My life makes no sense to you
I'm the persecuted one
You're the red, white and blue

Each day you wake in tranquility
No fears to cross your eyes

Each day I wake in gratitude

Thanking God He let me rise

You worry about your education

And the bills you have to pay

I worry about my vulnerable life

And if I'll survive another day


Your biggest fear is getting a ticket
As you cruise your Cadillac
My fear is that the tank that has just left
Will turn around and come back

Yet, do you know the truth of where your money goes?
Do you let the media deceive your mind?
Is this a truth nobody, nobody, nobody knows?
Someone tell me ...

Ooohh, let's not cry tonight
I promise you one day it's through
Ohh my brothers, Ohh my sisters
Ooohh, shine a light for every soul that ain't with us no more
Ohh my brothers, Ohh my sisters

See I've known terror for quite some time
57 years so cruel
Terror breathes the air I breathe
It's the checkpoint on my way to school
Terror is the robbery of my land
And the torture of my mother
The imprisonment of my innocent father
The bullet in my baby brother
The bulldozers and the tanks
The gases and the guns
The bombs that fall outside my door
All due to your funds
You blame me for defending myself
Against the ways of my enemies
I'm terrorized in my own land (what)
And I'm the terrorist?

Yet, do you know the truth of where your money goes?
Do you let the media deceive your mind?
Is this a truth nobody, nobody, nobody knows?
Someone tell me ...

Ooohh, let's not cry tonight, I promise you one day it's through
Ohh my brothers, Ohh my sisters,
Ooohh, shine a light for every soul that ain't with us no more
Ohh my brothers, Ohh my sisters,

American , do you realize that the taxes that you pay
Feed the forces that traumatize my every living day
So if I won't be here tomorrow
It's written in my fate
May the future bring a brighter day
The end of our wait


let's not cry tonight, I promise you one day it's through
Ohh my brothers, Ohh my sisters,
shine a light for every soul that ain't with us no more
Ohh my brothers, Ohh my sisters,

Ohh let's not cry tonight I promise you one day is through
Ohh my brothers! Ohh my sisters!
Ooh shine a light for every soul that ain't with us no more
Ohh my brothers! Ohh my sisters!

Outlandish on youtube.com

Lebih Lanjut..

Minggu, 26 Agustus 2007

Kiat Ketika Sakit

Hidup manusia mengalami pasang surut, terka­dang senang terkadang susah, terkadang beruntung di kali yang lain merugi, terkadang sehat di kali yang lain menderita sakit. Diantara kebahagian manusia ialah memperoleh per­tolongan ketika sedang me­ngalami kesulitan, mendapat kelonggaran ketika dalam kesempitan, dikunjungi sahabat ketika se­dang sakit. Menengok orang sakit termasuk amalan ibadah yang besar pahalanya di sisi Allah SWT.

Rasulullah pernah bersabda:
Artinya: Barang siapa melawat orang sakit atau me­ngunjungi temannya seagama, maka terdengarlah panggilan (dari Allah) bahwa engkau adalah orang budiman, perjalananmu baik dan engkau membangun sendiri mahligai di surga. (HR. Muslim)

Dalam hal melawat orang sakit, agama Islam memberikan tuntunan tatakrama sebagai be­rikut:

1. Mendoakan kepada orang yang sakit agar cepat sembuh, ketika mengunjunginya.

2. Meletakkan tangan kanannya di atas (kening) orang yang sakit sambil berdoa:

Allahumma rabbun na si, azhib al ba`sa, wa asyfi anta as Syafi, la syifa a illa syifa uka syifa an la yugha diru saqaman.

Artinya: Ya Allah, Tuhan Pencipta manusia, hilangkan penyakitnya, ya Allah sembuhkan dia, karena Engkaulah Sang Penyembuh, tiada kesembuhan tanpa kesembuhan dari Mu, kesembuhan yang tak menyisakan sakitnya.(HR. Bukhari)

3. Dalam melawat orang sakit hendaknya tidak ter­lalu lama, dikhawatirkan justru meng­ganggu orang yang sakit atau keluarganya.

4. Lawatan hendaknya dilakukan berulang-ulang jika si sakit menyukai yang demikian, agar ia merasa diperhatikan. Inilah makna sebenarnya dari mengunjungi orang sakit.

5. Mengajak orang yang sakit agar bersabar dan ridla dalam menerima ketentuan Allah dan takdir Nya. Berikan harapan kepadanya untuk pulih kembali kesehatannya serta mengi­ngatkan dia untuk tidak putus asa dan tidak mengharap cepat mati, meskipun penyakitnya demikian gawat. Rasulullah pernah bersabda: "Jangan seseorang di antara kamu meng­harapkan cepat mati karena musibah yang menimpanya".

Seandainya memang harus demikian, sebaiknya berdoalah sebagai berikut:

Allahumma ahyini ma ka nat al haya tu khairan li wa tawaffani iza kanat al wafa tu khairan li

Artinya: Ya Allah berilah kami tetap hidup jika memang hidup itu lebih baik bagiku, dan cabutlah nyawaku, jika memang mati itu lebih baikbagiku. (muttafaq `alaih)

6. Disunatkan bagi yang sakit untuk mere­nungkan kembali tentang amal saleh yang pernah dilaku­kan. Ini adalah untuk mendo­rong si sakit supaya menguatkan husnuzzon (baik sangka) kepada Allah SWT. Di samping mengingat hikmah sakitnya itu sebagai pemberian Allah untuk menebus dosa-dosanya, membesarkan pahala­nya dan me­ninggikan derajatnya.

7. Alangkah baiknya jika yang sakit itu mem­perbanyak zikir kepada Allah, dan tidak lupa mewa­siatkan sesuatu yang perlu kepada keluarganya, terutama masalah utang piutang atau barang amanah orang lain atau mewa­siatkan sebagian hartanya kepada sabilillah dan sebagainya.

agussyafii (milis daarut tauhid)

Lebih Lanjut..

Cegah Gagal Ramadhan!

Ramadhan bulan berkah dan bulan pengampunan. Tapi, tak semua orang bisa mendapatkan kemuliaan darinya. Bisa-bisa hanya lapar. Apa langkah-langkah praktis mengantisipasi gagalnya Ramadhan?
Di bawah ini langkah-langkah praktis mengantisipasi kemungkinan gagal di bulan suci


1. Persiapkan fisik dan ruhani, lewat latihan puasa dan memperbanyak ibadah sunnah sejak mulai bulan Sya'ban. Jangan sampai kondisi fisik dan stamina ruhani yang melemah di awal Ramadhan membuyarkan semua harapan.

2. Pelajari berbagai aspek Ramadhan dari "A" sampai "Z" seperti adab, rukun ibadah, doa-doa dan dzikir yang mendukung sukses ibadah Ramadhan. Mendalami "fiqh Ramadhan" sangatlah penting. Jangan segan membuka kembali kitab-kitab tentang bulan mulia ini.

3. Rancanglah aktivitas hari-hari Anda selama Ramadhan menjadi bagian-bagian yang teratur. Misalnya tentang kegiatan utama seperti shalat, tadarus, ta'lim, menimba ilmu, menghafal atau membaca buku. Tata acara-acara penting Anda dalam program jadwal harian, pekanan, atau per sepuluh hari. Belanja lebaran --jika tak bisa dihindari, lakukan sebelum Ramadhan. Banyak yang sudah berhasil dengan cara ini.

4. Tentukan target dan prosentase keberhasilan dari tiap-tiap progran yang dicanangkan. Hal ini untuk mendisiplinkan kita menjadi Muslim yang istiqamah, kelak setelah keluar dari Ramadhan.

5. Lawanlah kemalasan sekeras mungkin. Sebaliknya tumbuhkan semangat kita untuk shalat berjamaah, menimba ilmu di majelis-majelis ta'lim, ke pesantren-pesantren kilat dan sebagainya.

6. Jaga waktu tidur di malam-malam Ramadhan. Kegiatan yang harus didahulukan dari apapun adalah qiyamul lail (bangun malam untuk shalat tahajjud). Usahakan tidurlah lebih awal dan bangun pada sepertiga malam. Mulailah kebiasaan ini sebelum masuk Ramadhan.

7. Bawa mushaf Al-Qur'an ke manapun Anda pergi, kecuali ke tempat-tempat yang dilarang seperti WC. Perbanyaklah membacanya, menghafalnya dan dalami ayat demi ayat kandungan maknanya.

8. Bukalah pintu maaf sedari sekarang, serta mintalah maaf kepada sebanyak mungkin manusia yang selama ini terlibat langsung atau pun tidak dengan tindakan, perkataan, dan kehidupan kita. Membuka pintu maaf dan meminta maaf akan membuka lebar pintu silaturrahim sekaligus mensucikan hati sebelum memasuki bulan suci.

9. Kendalikan lidah seketat mungkin, kecuali pada hal-hal yang mengandung kebenaran dan kebajikan saja. Lidah yang tak terkendali akan mematikan hati. Hati yang mati mudah tergelincir pada perkataan dusta dan keji. Cara mencegahnya dengan memperbanyak dzikir dan istighfar.

10. Jaga mata dan tahan pandangan dari semua hal yang Allah tidak menyukainya jika kita melihat. Apalagi yang haram-haram.

11. Jaga pendengaran dari segala hal yang makruh, mendengarkan musik yang sia-sia serta pembicaraan yang tidak ada kaitannya dengan keberhasilan Ramadhan.

12. Mudahlah memberi disertai sifat qanaah yang memperhalus budi kita.

13. Minta kepada Allah agar tidak termasuk kelompok orang yang gagal melalui Ramadhan kali ini.Mintalah terus sampai menetes air dari kedua mata Anda.* (Athwa/Hidayatullah .com)

Lebih Lanjut..

Sabtu, 25 Agustus 2007

Kata-Kata Mu Adalah Do’a Mu Ibu...

Oleh Tita Dewi (eramuslim.com)

“Liaan... Apa lagi!!! “ Melengking suara seorang wanita memanggil anaknya, dan diteruskan dengan cacian-cacian,
“Bodoh kamu!! Bego! Pake otak kalo mau apa-apa! “
Aku yang baru tidur setelah adzan subuh karena harus lembur menyelesaikan tulisan, mau tidak mau harus bangun, kulirik jam weker di atas lemari, jam 7 kurang 15. Aku bergumam sedikit kesal, karena mataku masih terasa berat sekali. Sementara caci maki ibu itu terus berlanjut. Tak lama terdengar suara sang anak mengaduh, entah apa yang terjadi dan kemudian suasana sepi, sepertinya anak itu pergi.

Kejadian seperti ini hampir setiap pagi kudengar, meski tak selalu separah ini. Dan hampir setiap hari itu pula hatiku miris mendengar apa yang diucapkan ibu itu terhadap anaknya. Nyaris tak ada kalimat yang luput dari kata “Bodoh”, “Bego”, ”Kurang ajar” atau kata-kata kasar lainnya. Bahkan ibu itu pernah berkata mau mencekik anak kandungnya itu. Tak bisa kubayangkan bagaimana perasaan anak itu. Hatinya pastilah sangat sakit. Ibu kandungnya sendiri, wanita yang melahirkannya, wanita yang seharusnya berkata manis sayang saja menyebutnya bodoh bahkan mau mencekiknya, meski mungkin itu hanyalah sebatas kata-kata.

Hatiku semakin miris ketika suatu saat aku pernah berada didepannya, anak ini hanya bisa diam tertunduk ketika ibunya marah dan sesekali mengaduh ketika cubitan atau sabetan mendarat di telinga atau kakinya, tanpa pernah ada air mata mengalir di pipinya. Ekspresi wajahnya pun sama sekali tak menunjukkan adanya amarah, ketakutan atau dendam, seringnya dia menggeloyor begitu saja setelah dimaki-maki ibunya. Seperti tak ada lagi rasa di tubuhnya.

Yang terpikirkan olehku adalah, mungkin diwajahnya tak pernah tercermin rasa sedih, mungkin di matanya tak pernah terpancar amarah, mungkin juga dia tak mau merasakan sakit ketika cubitan atau sabetan mengikis kulit arinya, tapi bagaimana dengan hatinya, akankah hatinya sekuat itu. Tidakkah ia terlukai oleh kata-kata itu.

Dia masih anak-anak, sungguh masih belia. Usianya belum lagi 10 tahun. Space memori otaknya masih sangat besar untuk menampung berbagai kenangan yang akan dia lalui. Bukankah sangat disayangkan jika ruang yang masih bersih dan luas itu menjadi kotor dan penuh rasa sakit hati yang mungkin akan meledak suatu hari nanti. Kata-kata jahat itu akan tertancap seperti paku[Kekuatan Cinta, 25;Paku], dan itu benar. Setiap kata-kata itu tentu akan tertancap erat di dalam hatinya, tersimpan rapat dalam almari-almari ingatannya. Terngiang hingga nanti dia dewasa, kenapa? Karena dia masih anak-anak.

Ada sebuah buku yang menyebutkan bahwa karakter seseorang sangat dipengaruhi oleh kenangan masa kecilnya. Lalu karakter seperti apa yang akan terbentuk jika kenangan yang dia miliki adalah kenangan akan cacian dan makian bahkan ancaman.

Saat mengucapkan kata “Bodoh!” pada anaknya, ibu itu mungkin tidak menyadari bahwa dia telah memasukan doktrin bodoh pada diri anak yang mungkin sejatinya adalah cerdas. Anak ini bisa jadi menganggap dirinya tak mampu melakukan hal yang benar, karena meski berusaha dia mungkin berfikir lagi-lagi ibunya akan membodohkannya, ketika dia ingin mencoba mengungkap isi hati untuk membela diri, kemungkinan besar dia akan urung karena takut akan ancaman ibunya. Atau saat dia mencoba mengingatkan ibunya ketika ibunya mungkin berbuat salah dia takut dikatakan kurang ajar.

Duhai Ibu, kata-katamu adalah doa bagi anakmu, jadi mohon berhati-hatilah dengan ucapan kata. Jika kau ucap dia anak yang bodoh mungkin dia akan menjadi benar-benar bodoh meski dia cerdas, dan jika kau ucap dia pintar mungkin dia akan berusaha untuk itu meski sebenarnya dia tak terlalu pintar.

Anak-anak memiliki hati yang halus, tentunya mereka sangat senang jika disayang. Mereka pun manusia, sama seperti engkau yang memiliki hati dan perasaan. Jika dengan kata-kata manis dan lembut mereka bisa dididik kenapa harus memakai kata-kata yang kasar dan menyakitkan hati.(2007)

.: Jadi Ingat perkataan seseorang sebelum perpisahan itu, banyak hal yang ku dapat dari beliau terutama tentang pendidikan anak :.

Lebih Lanjut..

Tiap Momen Adalah Hikmah.......

Beberapa hari, beberapa minggu, beberapa bulan belakangan ini,..banyak hal yang bisa dikatakan 'biasa' terjadi...Namun hal itu menjadi tidak 'biasa' tatkala terjadi di saat kita benar-benar butuh sebuah konsentrasi besar untuk menyelesaikan suatu tugas..
Tepatnya,...banyak orang-orang yang meminta bantuan ku untuk membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan mereka. Ingin rasanya mengucap 'maaf, saya belum bisa bantu',... tetapi...teringat pula akan janji Allah, "Sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat " (2:214).... yang senantiasa kupinta dalam kesendirianku bermunajat kepadaNya...
Bukan biasa, karena hal itu hampir setiap hari terjadi....
Bukan biasa, karena sebagian diantara mereka adalah orang-orang yang tidak kukenal...
Bukan biasa, karena aku pun sedang butuh bantuan...
Masya Allah...sempat ku berpikir barangkali ini adalah cara Allah menolongku..

Senang rasanya...bila kesempatan itu tak terabaikan
Ada kepuasan bila mampu memberikan yang terbaik untuk orang-orang di sekeliling kita.
Kepuasan, kebahagiaan yang tak kan mampu tergantikan oleh kekuasaan dunia..
Karena kebahagiaan hakiki ada dalam hati..
Membantu merekahkan senyum saudara-saudara kita yang membutuhkan

Dan tiap waktu adalah hikmah...
Karena Allah adalah sesuai prasangka hambaNya
Menghitung diri apakah yang kurang dari diri ini untuk menjemput pertolonganNya

Lebih Lanjut..

Senin, 13 Agustus 2007

Fenomena PKS & Kemiripannya dengan Ikhwanul Muslimun

Assalamualaikaum Wr Wb,

Pak Ustad yang saya kagumi, fenomena PKS (partai keadilan sejahtera) begitu dahsyat, dalam beberapa dekade sudah menjadi salah satu kekuatan politik di Indonesia, bagaimana Pak Ustad menyikapinya? Apakah ini salah satu tanda kebangkitan Islam di indonesia? Dan kemiripan dengan gerakan dakwahnya dengan IM (ikhwanul Muslimun)

Demikian terima kasih.

Yudhi Pamungkas
cust-support@indotruck-utama.co. at eramuslim.com

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Anda bukan orang yang pertama kali tertarik mengamati fenomena PKS, sudah banyak para pengamat dan cendekiawan yang berdecak kagum melihat penyebaran kader partai ini, kecepatan mereka dalam meraih kemenangan demi kemenangan serta kesolidan struktur tubuhnya.

Tidak kurang kalangan yang 'memusuhi' atau katakanlah kalangan yang menjadi lawan politik merekajuga banyak yangikut tercengang. Dan tidak sedikit yangketar-ketir melihat perkembangannya yang sangat sporadis.

Dan baru saja hal itu terbukti. Meski kalah dalam pilkada Jakarta kemarin, namun kekalahan itu oleh banyak pengamat dikatakan sebagaikemenangan besar, atau kemenangan yang tertunda. Sebab PKS dikeroyok oleh semua partai, tidak kurang dari 20 partai berkoalisi, ditambah barisan para kiayi, ulama, habaib, termasuk aparan pemda DKI. Semuanya bersatu menggempur PKS.

Kalau menggunakan logika hitung-hitungan biasa, dikeroyok habis-habisan seperti itu, pasti PKS keok di hasil penghitungan.Bisa mendapat angka 2% saja sudah untung. Tetapi kenyataannya, PKS hanya kalah tipis saja dalam penghitungan suara. Artinya, kekuatan keroyokan 20 partai tidak berhasil membungkam PKS. Justru pemilihnya sangat besar dan ini membuktikan bahwa mesin politik PKS bekerja sempurna.

Sebaliknya mesin politik 20 partai plus plus banyak yang bilang nyaris hampir kecolongan. Bahkan meski PKS diisukan sebagai partai GAM (gerakan anti maulid) serta isu-isu lainnya yang merugikan.

Semua ini mengerucutkan kesimpulan kita pada satu titik, bahwa PKS adalah contoh sebuah partai kader yang serius menggarap para kadernya menjadi militan dan bisa bekerja under preasseure, bahkan tanpa suntikan uang yang berarti. Padahal ketika berdiri pertama kali, Partai Keadilan (saat itu belum ada tambahan Sejahtera) tidak masuk hitungan, bahkan harus bereingkarnasi karena tidak lulus trashhold 2%.

Lalu apa yang bisa kita pelajari dari fenomena PKS ini?

Lepas dari masalah keberpihakan dan pilihan kita, fenomena PKS ini membuktikan beberapa hal:

1. Sebuah partai akan menjadi kuat bila punya konsep kaderisasi yang profesional. Tidak didasarkan pada kekuatan figurnya, atau impian kenangan kejayaan masa lalu. Keduanya terbukti tidak efektif.

2. Partai yang mengusung isu keIslaman atau berbasis umat Islam bukan hanya PKS. Tetapi yang berhasil menggalang kekuatan besar pemilih adalah PKS. Setidaknya untuk ukuran DKI Jakarta dari hasil pilkada lalu.

Ini mebuktikan bahwa sekedar mengusung isu keIslaman dan berbasis umat Islam, belum tentu bisa menangguk kemenangan. Yang lebih berperan adalah mesin kampanye yang kuat, bisa bergerak tanpa harus mengajukan proposal dana dan anggaran. Di PKS, mesin itu adalah jutaan kader yang menjadi SDM yang tidak ada habisnya. Mereka umumnya masih muda, berpendidikan, berpenghasilan tetap bahkan sebagiannya lumayan, enerjik, dinamis dan punya wawasan politik yang semakin hari semakin baik.

3. Kesiapan untuk menerima tokoh dari luar kader sedikit banyak telah memberi kesan bahwa partai ini terbuka dan bisa bekerja sama dengan siapa saja. Adang Daradjatun tidak pernah ikut ngaji halaqoh di DPP PKS, juga tidak pernah ikut tatsqif mingguan dan tidak diwajbikan menghafal juz 'amma atau doa rabithah. Walaupun banyak kader PKS sendiri yang semula ragu dengan sosoknya, setelah ditetapkan oleh syuro internal, maka semua kader suka atau tidak suka harus menjadi mesin 'perang' yang efektif.

Kalau di partai lain ada kebijakan yang kurang populer seperti ini mungkin partai itusudah pecah jadi lima atau enam partai. Tapi nyatanya diPKS tidak pernah muncul PKS Perjuangan, atau PKS kubu A, kubu B dan kubu C. Hal itutidak terjadi, setidaknya tidak terlihat di hadapan publik. Mereka masih terlihat kompak, akur, rukun dan bersatu.

Padahal para tokoh umat Islam yang menjadi pendahulu dan senior mereka di partai Islam lain jarang yang lulus dalam ujian persatuan, meski nama partainya menggunakan istilah persatuan. Tapi hobinya bikin pecahan baru. Dan fenomena inicukup menggelikan hati sekaligus menyedihkan.

PKS dan Al-Ikhwan Al-Muslimun

Adalah Dr. Yusuf Al-Qaradawi yang menyebutkan dalam kitabnya Ummatuna baina qarnain (diterjemahkan menjadi Umat Islam Menyongsong Abad 21, hal 92) bahwa PKS di Indonesia adalah perpanjangan tangan dari Al-Ikhwan Al-Muslimun Mesir. Sebuah jamaah yang didirikan oleh Hasan Al-Banna sejak tahun 1928 yang lalu dan kini telah memiliki cabang di 70negara dunia.

Namun tulisan ulama yang kini bermukim di Qatar itu belum pernah mendapat konfirmasi dari para pengurus DPP PKS. Entahlah apa yang dimaksud oleh Al-Qaradawi dengan istilah 'perpanjangan tangan' itu dan seperti apa bentuknya. Rasanya hal itu tidak penting untuk dibahas di sini.

Yang penting buat kita adalah bahwa semua jamaah itu, baik Al-Ikhwan di Mesir dan 70 negara cabangnya, atau Jamiat Islami di Pakistan, atau FIS di Aljazair, atau Refah di Turki, atau di mana pun, semuanya merupakan mesin kebangkitan umat Islam. Di mana kebangkitan umat Islam banyak diwujudkan dengan keberadaan gerakan-gerakan itu.

Setidaknya, ini adalah fenomena menarik yang mengisi abad 20 dan 21 sejarah umat Islam. Terutama sejak jatuhnya khilafah Islam di awal abad 20 (1924) di Turki serta terjajahnya dunia Islam oleh barat selama ratusan tahun.

Namun demikian, gerakan perjuangan seperti ini bukan berjalan tanpa hambatan. Tribulasi internal dan eksternal seringkali datang menerpa. Kita berdoa saja agar Allah SWT memenangkan agamanya dengan adanya kekuatan-kekuatan alternatif seperti ini.

Tentunya kita juga berdoa agar semua kekuatan ini bisa berhimpun, bekerja sama, bersinergi dan saling mengisi satu dengan yang lain. Mungkin kalau harus berubah menjadi satu tubuh belum memungkinkan, setidaknya bersatu di dalam hati.

Dan buat PKS sendiri, mungkin sudah saatnya untuk melakukan pendekatan lebih jauh ke kalangan umat Islam tradisional di pedesaan, pondok pesantren, jamaah majelis taklim kaum ibu. Di mana tipologi keagamaan mereka agak unik dan para kader PKS mungkin masih perlu belajar lebih banyak untuk punya akses ke kalangan itu.

Tetapi yang paling penting dari semua itu, sebenarnya keberadaan partai, apapun namanya, tidak lebih dari sebuah kendaraan dakwah. Ada masanya di mana kendaraan itu bisa efektif dan berguna, namun jangan lengah kalau suatu saat kendaraan itu menjadi kurang efektif. Karena itu, syuro tetap harus sering kali digelar untuk selalu melakukan up dating.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

eramuslim.com

Lebih Lanjut..

Minggu, 12 Agustus 2007

Larangan Meniup Makanan Dan Minuman

Seringkali kita melihat, seorang Ibu ketika menyuapi anaknya makanan yang masih panas, dia meniup makanannya lalu disuapkan ke anaknya. Bukan cuma itu, bahkan orang dewasa pun ketika minum teh atau kopi panas, sering kita lihat, dia meniup minuman panas itu lalu meminumnya. Benarkan cara demikian?

Cara demikian tidaklah dibenarkan dalam Islam, kita dilarang meniup makanan atau minuman.

Sebagaimana dalam Hadits Ibnu Abbas menuturkan "Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya". (HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Awalnya saya tidak mengetahui hikmahnya, bagi saya pribadi, ketika datang hadits pada saya mengenai suatu hal, maka semampunya coba saya lakukan, walaupun saya belum tahu hikmahnya, dan sebenarnya memang tidak harus tahu.

Begitu juga ketika saya pertama kali mendengar hadits ini, saya hanya berusaha mengamalkan saja, bahwa kita dilarang meniup makanan atau minuman, itu juga yang saya lakukan kepada anak saya.

Dan alhamdulillah ketika tadi coba browse ke internet, ternyata dari salah satu milis kimia di Indonesia, ada yang menjelaskan secara teori bahwa:
apabila kita hembus napas pada minuman, kita akan mengeluarkan CO2 yaitu carbon dioxide, yang apabila bercampur dengan air H20, akan menjadi H2CO3, yaitu sama dengan cuka, menyebabkan minuman itu menjadi acidic. dan saya ingat juga bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kita ketika minum seteguk demi seteguk, jangan langsung satu gelas sambil bernapas di dalam gelas, hal ini juga dilarang, ternyata saya baru tahu sekarang hikmahnya, bahwa ketika kita minum langsung banyak, maka ada kemungkinan kita akan bernapas di dalam gelas, yang akan menyebabkan reaksi kimia seperti di atas.

Ulasan yang saya sampaikan, mungkin bukan hikmah keseluruhan, karena Ilmu Allah tentu lebih luas dari ilmu manusia, bisa jadi itu adalah salah satu hikmah dari puluhan hikmah lainnya yang belum terungkap oleh manusia.

Kewajiban kita hanyalah mendengar dan menta'atiNya

sumber : milis syiar islam



Lebih Lanjut..

Jumat, 10 Agustus 2007

10 Resep jadi Orangtua Efektif

Menjadi orangtua yang ideal memang tak ada rumusnya. Namun untuk menjadi orangtua efektif, Anda bisa mempertimbangkan 10 resep berikut ini.


"Pertama, kenali anak anda, apakah dia pemalu atau periang. Kemudian perlakukan anak Anda sesuai dengan karakternya, jangan paksa anakuntuk menjadi karakter lainnya,"kata psikolog Frieda Mangunsong dalam jumpa pers "10 cara menjadi orangtua efektif" di hotel Gran Melia, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (15/8/2007)

"Kedua,Jangan cuek saat anak berlaku manis dan baik. Beri pujian terhadap semua hal yang dia lakukan.Hal-hal kecil saja, jika dia melakukannya dengan baik, jangan tunda lagi, langsung berikan pujian".kata Frieda

"Ketiga, anak harus dilibatkan dalam kegiatan dan keputusan keluarga. tentu saja orangtua harus menyesuaikan porsinya dengan usia anak.Misalnya membahas soal liburan bersama dan memberi anak tugas rumah tangga yang bersifat ringan."Misalnya melipat serbet", Imbuh Frida

"keempat, manfaatkan kesempatan untuk mendekatkan diri dengan anak. Bahkan saat Anda berada di tengah kemacetan, manfaatkan waktu itu sebaik-baiknya untuk menelepon anak.Jika ada waktu menonton televisi bersama, gunakan untuk menanamkan nilai pada anak"

"Kelima, sediakan waktu khusus untuk berdua saja dengan anak. Misalnya dengan mengantar atau menjemput dari sekolah",ujarnya

"Keenam, disiplin harus ditegakkan. Anda juga harus memastikan disiplin versi Anda sama dengan disiplin versi pengasuh anak atau pasangan Anda. Namun jangan menjadikan disiplin sebagai teknik mendidik anak yang utama. Akibatnya orangtua akan mengutamakan hukuman dan kekerasan dalam mendidik anak,"kata Frida

"ketujuh, lanjut dia, jadilah contoh yang baik bagi anak, sebab anak adalah peniru ulung dan menjadikan orangtua sebagai polanya."Jika ingin anak ceria, ya kita harus ceria, Jika tidak ingin anak autis, ya cerewetlah juga sesekali"

"kedelapan, ungkapkan kasih sayang Anda, jangan anggap enteng dengan menganggap anak sudah pasti tahu dengan sendirinya. kata-kata, belaian, pelukan, dan ciuman punya arti penting bagi mereka".

"Anda juga bisa memberikan surat pendek sekedar 'mama sayang kamu' atau memberi gambar-gambar bunga atau hati dengan pesan 'bunga untuk anak mama'. kata Frida"

"kesembilan, perhatikan komunikasi dengan anak. Jangan lupa, kontak mata punya pengaruh penting untuk urusan ini".

"Kalau Anda teriakkan aturan atau perintah dari ruangan lain, itu tidak akan efektif. jangan sampai anda memberitahukan sesuatu dengan berteriak atau mengomel", Kata Frida

"Kesepuluh, jangan sampai Anda menyelesaikan masalah saat Anda marah. Sebab jika kata-kata menyakitkan Anda lontarkan, sangat mungkin kata-kata itu membekas di benak anak. Ingat jadilah contoh bagi anak"

detik.com

Lebih Lanjut..

Kamis, 09 Agustus 2007

Kedekatan Yang Diartikan Laen...(hemm ..???)


Barangkali sempat terbersit...kenapa yang namanya liqo'at itu koq ga boleh dijadikan konsumsi khalayak (siapa personelnya, siapa murobbinya, apa materinya, kapan waktunya, dimana tempatnya). Nah...inilah yang jadi motivasi buat seseorang untuk cari tau ataupun nebak-nebak.

Menurut murobbi pertama saya..ini dimaksudkan untuk menjaga keikhlasan hati..koq bisa?
Iya..namanya manusia mudah sekali untuk muncul yang namanya penyakit hati. Apalagi forum-forum mingguan ini hanya bisa dilakukan oleh petinggi-petinggi atau sesepuh-sesepuh salah satu ormas islam terbesar di Indonesia. Nah, kalau di sini orang awam yang hanya ngurusi kampus pun bisa masuk ke forum liqo'at. (berarti sama dong kayak sesepuh ormas tadi..^_^Y...ndak penting). Jadi ketika ada yang menjadi murobbi..ada perasaan wahh..atau pas temen-temen se-gank nya itu orang-orang yang banyak ilmunya...pasti ada perasaan wahh juga...karena untuk menjadi mentor saja perlu sistem yang ketat apalagi untuk jadi murobbi. Semoga kita terhindar dari perasaa membangga-banggakan diri. Amiin.

Maka dari itulah, tidak perlu tahu apa dan bagaimana 'rumah tangga' orang lain. Atau kalaupun sudah tau, ya tidak usah di gembar-gemborkan. Cukup untuk konsumsi pribadi.

Kembali ke judul...
Forum-forum mingguan itu memang sangat ampuh untuk membentuk ikatan hati yang kuat. Bahkan orang yang bisa dibilang tidak ada hubungan amanah pun bisa kelihatan dekat. Inilah yang menimbulkan 'kecurigaan'. "Ada hubungan apa coba kalau bukan hubungan 'rumah tangga'?", itu yang sering dijadikan hipotesis nol di kalangan kader.. Jelasnya, ada hubungan satu aqidah, satu misi, satu fikroh, satu ideologi..

Kisah nyata...
Sering kali kedekatan saya dengan beberapa orang akhwat ditafsirkan lain. Walaupun sering ada benarnya juga .....(^_^). Bahkan sampai ada ikhwan yang berani menebak kalo saya dengan seseorang akhwat itu satu 'keluarga', saking dekatnya... (koq sempat-sempatnya..sich ikhwan ini), untung tebakannya salah..

Lebih Lanjut..

Senin, 06 Agustus 2007

Hijab Dalam Walimah

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Para ulama berbeda pandangan tentang kewajiban memasang tabir antara tempat lak-laki dengan tempat wanita. Yang disepakati adalah bahwa para wanita wajib menutup aurat dan berpakaian sesuai dengan ketentuan syariat. Juga sepakat bahwa tidak boleh terjadi ikhtilat (campur baur) antara laki dan wanita. Serta haramnya khalwah atasu berduaan menyepi antara laki-laki dan wanita.

Sedangkan kewajiban untuk memasang kain tabir penutup antara ruangan laki-laki dan wanita, sebagian ulama mewajibkan dan sebagian lainnya tidak mewajibkan.

1. Pendapat Pertama: Yang Mewajibkan Tabir

Mereka yang mewajibkan harus dipasangnya kain tabir penutup ruangan berangkat dari dalil baik Al-Quran maupun As-Sunah

a. Dalil Al-Quran:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَن يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنكُمْ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاء حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَن تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَن تَنكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِن بَعْدِهِ أَبَدًا إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ عِندَ اللَّهِ عَظِيمًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak, tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu, dan Allah tidak malu yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu kepada mereka, maka MINTALAH DARI BELAKANG TABIR. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti Rasulullah dan tidak mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar di sisi Allah.(QS. Al-Ahzab: 53)

Ayat tersebut menyatakan bahwa memasang kain tabir penutup meski perintahnya hanya untuk para isteri nabi, tapi berlaku juga hukumnya untuk semua wanita. Karena pada dasarnya para wanita harus menjadikan para isteri nabi itu menjadi teladan dalam amaliyah sehari-hari. Sehingga kihtab ini tidak hanya berlaku bagi isteri-isteri nabi saja tetapi juga semua wanita mukminat.

b. Dalil As-Sunnah

Diriwayatkan oleh Nabhan bekas hamba Ummu Salamah, bahwa Rasulullah s.a.w. pernah berkata kepada Ummu Salamah dan Maimunah yang waktu itu Ibnu Ummi Maktum masuk ke rumahnya. Nabi bersabda: `pakailah tabir`. Kemudian kedua isteri Nabi itu berkata: `Dia (Ibnu Ummi Maktum) itu buta!` Maka jawab Nabi: `Apakah kalau dia buta, kamu juga buta? Bukankah kamu berdua melihatnya?`

* * *

2. Pendapat Kedua: Yang Tidak Mewajibkan

Oleh mereka yang mengatakan bahwa tabir penutup ruangan yang memisahkan ruangan laki-laki yang wanita itu tidak merupakan kewajiban, kedua dalil di atas dijawab dengan argumen berikut:

a. Dalil AL-Quran

Sebagian ulama mengatakan bahwa kewajiban memasang kain tabir itu berlaku hanya untuk pada isteri Nabi, sebagaimana zahir firman Allah dalam surat Al-Ahzab: 53.

Hal itu diperintahkan hanya kepada isteri nabi saja karena kemuliaan dan ketinggian derajat mereka serta rasa hormat terhadap para ibu mukimin itu. Sedangkan terhadap wanita mukminah umumnya, tidak menjadi kewajiban harus memasang kain tabir penutup ruangan yang memisahkan ruang untuk laki-laki dan wanita.

Dan bila mengacu pada asbabun nuzul ayat tersebut, memang kelihatannya memang diperuntukkan kepada para isteri nabi saja.

b. Dalil Sunnah

Kalangan ahli tahqiq (orang-orang yang ahli dalam penyelidikannya terhadap suatu hadis/pendapat) mengatakan bahwa hadits Ibnu Ummi Maktum itu merupakan hadis yang tidak sah menurut ahli-ahli hadis, karena Nabhan yang meriwayatkan Hadis ini salah seorang yang omongannya tidak dapat diterima.

Kalau ditakdirkan hadis ini sahih, adalah sikap kerasnya Nabi kepada isteri-isterinya karena kemuliaan mereka, sebagaimana beliau bersikap keras dalam persoalan hijab.

c. Dalil lainnya: Isteri yang Melayani Tamu-Tamu Suaminya

Banyak ulama yang mengatakan bahwa seorang isteri boleh melayani tamu-tamu suaminya di hadapan suami, asal dia melakukan tata kesopanan Islam, baik dalam segi berpakaiannya, berhiasnya, berbicaranya dan berjalannya. Sebab secara wajar mereka ingin melihat dia dan dia pun ingin melihat mereka. Oleh karena itu tidak berdosa untuk berbuat seperti itu apabila diyakinkan tidak terjadi fitnah suatu apapun baik dari pihak isteri maupun dari pihak tamu.

Sahal bin Saad al-Anshari berkata sebagai berikut: `Ketika Abu Asid as-Saidi menjadi pengantin, dia mengundang Nabi dan sahabat-sahabatnya, sedang tidak ada yang membuat makanan dan yang menghidangkannya kepada mereka itu kecuali isterinya sendiri, dia menghancurkan (menumbuk) korma dalam suatu tempat yang dibuat dari batu sejak malam hari. Maka setelah Rasulullah s.a. w. selesai makan, dia sendiri yang berkemas dan memberinya minum dan menyerahkan minuman itu kepada Nabi.` (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Dari hadis ini, Syaikhul Islam Ibnu Hajar berpendapat: `Seorang perempuan boleh melayani suaminya sendiri bersama orang laki-laki yang diundangnya...`

Tetapi tidak diragukan lagi, bahwa hal ini apabila aman dari segala fitnah serta dijaganya hal-hal yang wajib, seperti hijab. Begitu juga sebaliknya, seorang suami boleh melayani isterinya dan perempuan-perempuan yang diundang oleh isterinya itu.

Dan apabila seorang perempuan itu tidak menjaga kewajiban-kewajibannya, misalnya soal hijab, seperti kebanyakan perempuan dewasa ini, maka tampaknya seorang perempuan kepada laki-laki lain menjadi haram.

d. Dalil bahwa Masjid Nabawi di Zaman Rasulullah SAW Tidak Memakai Tabir

Pandangan tidak wajibnya tabir didukung pada kenyataan bahwa masjid nabawi di masa Rasulullah SAW masih hidup pun tidak memasang kain tabir penitup yang memisahkan antara ruangan laki-laki dan wanita. Bahkan sebelumnya, mereka keluar masuk dari pintu yang sama, namun setelah junmlah mereka semakin hari semakin banyak, akhirnya Rasulullah SAW menetapkan satu pintu khusus untuk para wanita.

Hanya saja Rasulullah SAW memisahkan posisi shalat laki-laki dan wanita, yaitu laki-laki di depan dan wanita di belakang

Demikianlah perbedaan pandangan di kalangan para ulama dalam masalah hijab. Kita boleh memilih pendapat yang mana saja, selama semuanya masih didasarkan metode istimbath hukum yang benar.

Wallahu a'lam bishshawab, assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc (eramuslim.com)

Lebih Lanjut..