Hidup manusia mengalami pasang surut, terkadang senang terkadang susah, terkadang beruntung di kali yang lain merugi, terkadang sehat di kali yang lain menderita sakit. Diantara kebahagian manusia ialah memperoleh pertolongan ketika sedang mengalami kesulitan, mendapat kelonggaran ketika dalam kesempitan, dikunjungi sahabat ketika sedang sakit. Menengok orang sakit termasuk amalan ibadah yang besar pahalanya di sisi Allah SWT.
Rasulullah pernah bersabda:
Artinya: Barang siapa melawat orang sakit atau mengunjungi temannya seagama, maka terdengarlah panggilan (dari Allah) bahwa engkau adalah orang budiman, perjalananmu baik dan engkau membangun sendiri mahligai di surga. (HR. Muslim)
Dalam hal melawat orang sakit, agama Islam memberikan tuntunan tatakrama sebagai berikut:
1. Mendoakan kepada orang yang sakit agar cepat sembuh, ketika mengunjunginya.
2. Meletakkan tangan kanannya di atas (kening) orang yang sakit sambil berdoa:
Artinya: Ya Allah, Tuhan Pencipta manusia, hilangkan penyakitnya, ya Allah sembuhkan dia, karena Engkaulah Sang Penyembuh, tiada kesembuhan tanpa kesembuhan dari Mu, kesembuhan yang tak menyisakan sakitnya.(HR. Bukhari)
3. Dalam melawat orang sakit hendaknya tidak terlalu lama, dikhawatirkan justru mengganggu orang yang sakit atau keluarganya.
4. Lawatan hendaknya dilakukan berulang-ulang jika si sakit menyukai yang demikian, agar ia merasa diperhatikan. Inilah makna sebenarnya dari mengunjungi orang sakit.
5. Mengajak orang yang sakit agar bersabar dan ridla dalam menerima ketentuan Allah dan takdir Nya. Berikan harapan kepadanya untuk pulih kembali kesehatannya serta mengingatkan dia untuk tidak putus asa dan tidak mengharap cepat mati, meskipun penyakitnya demikian gawat. Rasulullah pernah bersabda: "Jangan seseorang di antara kamu mengharapkan cepat mati karena musibah yang menimpanya".
Seandainya memang harus demikian, sebaiknya berdoalah sebagai berikut:
Artinya: Ya Allah berilah kami tetap hidup jika memang hidup itu lebih baik bagiku, dan cabutlah nyawaku, jika memang mati itu lebih baikbagiku. (muttafaq `alaih)
6. Disunatkan bagi yang sakit untuk merenungkan kembali tentang amal saleh yang pernah dilakukan. Ini adalah untuk mendorong si sakit supaya menguatkan husnuzzon (baik sangka) kepada Allah SWT. Di samping mengingat hikmah sakitnya itu sebagai pemberian Allah untuk menebus dosa-dosanya, membesarkan pahalanya dan meninggikan derajatnya.
7. Alangkah baiknya jika yang sakit itu memperbanyak zikir kepada Allah, dan tidak lupa mewasiatkan sesuatu yang perlu kepada keluarganya, terutama masalah utang piutang atau barang amanah orang lain atau mewasiatkan sebagian hartanya kepada sabilillah dan sebagainya.
agussyafii (milis daarut tauhid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar