Kamis, 07 Juni 2007

Tingkatan Manusia Ketika Shalat


Tingkatan manusia ketika shalat berbeda-beda. Ada lima tingkatan yang
perlu kita perhatikan sebagai tolok ukur, di tingkat manakah kita berada.

Dalam pengantar buku Madarijus Salikin, Ibnul Qayyim rahimahullah
mengatakan bahwa tidak akan ada yang bisa memahami dan merasakan nilai
tingkatan-tingkatan ini kecuali orang-orang yang bergerak menaiki
tingkatan itu. Tahukah maksudnya?

Tingkatan Pertama
Di sinilah letak orang-orang yang tidak menjaga waktu shalat. Ia tidak
menjaga wudhu, tidak juga rukun-rukun shalat yang zhahir serta
kekhusyukan. Orang semacam ini akan mendapat hukuman atas shalatnya
sebagaimana disepakati oleh semua ulama.

Tingkat Kedua
Disini terletak orang-orang yang menjaga waktu shalat, menjaga wudhu
dan juga rukun-rukun shalat yang zhahir, namun ia melalaikan
kekhusyukan. Orang seperti ini akan dihisab shalatnya dengan keras.

Kebanyakan orang berada dalam tingkatan ini. Iya, kan?

Apa saat ini kita mulai berpikir tentang keadaan kita ???

Tingkatan Ketiga
Di tingkat ini terletak orang-orang yang menjaga waktu shalat, menjaga
wudhu, dan juga rukun-rukun shalat yang zhahir, Ia tampak berjuang
gigih melawan setan. Di awal-awal tampak ia bisa khusyuk, tapi
kemudian setan berhasil mencuri perhatiannya. Ia kembali melawan, dan
demikian seterusnya silih berganti. Orang seperti ini akan tertutup
kekurangannnya.

Ia berjuang gigih dalam shalatnya. Tentu ia akan mendapat dua pahala,
pahala shalat di bagian mana ia berhasil khusyuk dan pahala perjuangan
melawan setan.

Tingkatan semacam ini sering terjadi. Sebab seseorang akan sering
mengalami perubahan keadaan, dan setan pun terus berusaha untuk
mendapatkan kesempatan menggoda.

Tingkatan Keempat
Ditingkat ini terletak orang-orang yang menjaga waktu shalat, menjaga
wudhu, menjaga rukun-rukun shalat, dan melaksanakan shalat dengan
khusyuk. Ini merupakan tingkatan yang sangat tinggi, sebab ia menang
melawan setan setelah perjuangan yang amat gigih. Orang seperti ini
akan mendapat pahala penuh.

mungkin kita mengatakan, "Kalau begitu inilah tingkatan yang terakhir.
Maka, yang tepat adalah empat tingkatan dan bukannya lima." Saudaraku,
jangan terburu-buru. Simaklah sekarang tingkatan berikutnya:

Tingkatan Kelima
Tingkatan ini adalah tempat bagi orang yang menjaga penuh waktu
shalat, wudhu, rukun-rukun, dan kekhusyukan. Orang ini juga
menanggalkan hati dan menyerahkannya sepenuh jiwa kepada Allah SWT.
Orang ini tidak lagi berada didunia. Ia ada bersama Allah. Tidak lagi
terkait dengan ikatan-ikatan dunia. Ia tidak lagi melihat atau
mendengar. Inilah maksud ucapan Rasulullah SAW, "Pucuk kebahagiaanku
terletak di dalam shalat." Orang semacam ini adalah orang istimewa
yang dekat dengan Rabbnya.

Sebelumnya mungkin kita telah mengira tidak ada lagi tingkatan setelah
tingkatan keempat.

Sungguh, kebaikan orang-orang shalih masih merupakan kejelekan bagi
orang-orang istimewa.
Alangkah kasihan orang yang tidak mampu merasakan kemanisan ini.!

Saudaraku tercinta, sekarang mari kita jawab pertanyaan berikut: "Di tingkat
mana kita berada?"

semoga bermanfaat...

Sumber dari: http://www.jkmhal. com

Tidak ada komentar: