Jumat, 21 September 2007

*Jangan Berlebihan Berbuka dengan yang Manis *

Amir Tejo - Okezone

Saat di Bulan Ramadhan kita sering dengar kalimat "berbuka puasalah dengan makanan atau minuman yang manis." Konon, itu dicontohkan Rasulullah SAW.

Dari Anas bin Malik ia berkata : "Adalah Rasulullah berbuka dengan Rutab (kurma yang lembek) sebelum salat, jika tidak terdapat Rutab, maka beliau berbuka dengan Tamr (kurma kering), maka jika tidak ada kurma kering beliau meneguk air. (Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud)

Nabi Muhammad Saw berkata: "Apabila berbuka salah satu kamu, maka hendaklah berbuka dengan kurma. Andaikan kamu tidak memperolehnya, maka berbukalah dengan air, maka sesungguhnya air itu suci. Rasulullah berbuka dengan kurma. Kalau tidak mendapat kurma, beliau berbuka berbuka hanya dengan air."

Masyarakat kita memang bukan jazirah Arab. Kita lebih mengenal berbuka dengan kolak, es kacang hijau dan makanan yang manis-manis lainnya untuk berbuka puasa dibandingkan dengan kurma.

Padahal kurma dengan yang manis-manis gula itu ternyata berbeda. Dalam kurma mengandung adalah karbohidrat kompleks (complex carbohydrate) atau fruktosa. Sedangkan, gula yang terdapat dalam makanan atau minuman yang manis-manis yang biasa kita konsumsi sebagai makanan berbuka puasa adalah karbohidrat sederhana (simple carbohydrate) atau glukosa.

Ada yang berpendapat jika berbuka puasa dengan makanan yang manis-manis yang penuh dengan gula (karbohidrat sederhana) justru merusak kesehatan. Ini karena ketika berpuasa, kadar gula darah kita menurun. Kurma, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah, adalah karbohidrat kompleks, bukan gula (karbohidrat sederhana). Karbohidrat kompleks, untuk menjadi glikogen, perlu diproses sehingga makan waktu.

Sebaliknya, kalau makan yang manis-manis, kadar gula darah akan melonjak naik, langsung. Kalau karbohidrat kompleks seperti kurma asli, naiknya pelan-pelan.

_*Ini pendapat yang kurang benar*_, karena selama kita berpuasa ada bagian-bagian dari tubuh kita yang sebenarnya membutuhkan energi secara instan. Contohnya adalah bagian otak. "Bagian tubuh kita yang penting ini perlu mendapat asupan energi secepatnya. Sehingga energi tersebut hanya bisa di dapat dari glukosa alias dari yang manis-manis gula," kata dr Sri Adiningsih Ahli Gizi dari RS Dr Soetomo Surabaya.

Sedangkan jika hanya mengandalkan asupan energi dari fruktosa alias manis-manis buah-buahan maka fruktosa ini membutuhkan waktu untuk diproses menjadi energi. Sedangkan satu sisi ternyata otak membutuhkan asupan energi yang sifatnya instan.

Selain otak, ternyata peredaran darah kita juga membutuhkan asupan energi instan yang hanya didapat dari glukosa atau manis gula-gulaan.

"Makanya setelah makan yang manis-manis dari glukosa kan kita merasa sudah segar. Ini karena otak mempunyai fungsi mengatur manipulatif, sekaligus peredaran darah kita sudah mendapat asupan energi yang cukup sehingga lancar," kata Adiningsih.

Namun Adiningsih mengingatkan jangan berlebihan dalam mengonsumsi gula-gula. Idealnya Adiningsih menyarankan jika kita hanya mengonsumsi sekitar tiga sendok makan dalam sehari. (mbs)

Tidak ada komentar: