Rabu, 02 Juli 2008

Posisi Perempuan Yang Jadi Imam Sholat...(dimana ya...??)

Pertanyaan :
Saya di tanya sama istri saya perihal posisi imam perempuan dan kemudian saya baca dalam kitab fiqih sunnah terjemahan disanah terdapat hadis yang menyatakan bahwa siti aisyah pernah menjadi imam dan posisinya berada di tengah2......terus saya diskusikan dengan teman katanya hadist tersebut lemah tidak bisa di pakai tapi sayang belum puas dengan penjelasan temen saya itu. yang saya tanyakan tolong jelaskan bagaimana posisi imam perempuan yang sebenarnya?, kalau memang hadits siti aisyah itu lemah atau shahih tolong jelaskan? sebab saya masih bingung mana yang benar? terima kasih atas perhatiannya...

Jawaban :
Segala puji bagi Allah Ta'ala dan semoga Dia menambahkan kepada kita 'ilmu karena ketidak puasan kita dengan methode taqlid dan lebih memilih methode ittiba'. Masalah ini adalah ijma' dari kalangan para shahabat. Kemudian pernyataan bahwa hadits 'Aisyah lemah, hal ini terlalu terburu-buru dan tanpa didasari 'ilmu yang baik, riwayat 'Aisyah bukan cuma satu tapi memilik banyak jalan, maka karenanya Syaikh Al-Albani telah menyatakan hadits itu shahih dalam Tamaamul-Minnah no.99 hal.153

Dan dari bab Adzan :
Dan dari ‘Aisyah, bahwasanya beliau ber-adzan dan berdiri dan mengimami para wanita dan beliau berdiri di tengah-tengah (mereka).
Telah meriwayatkan Al-Baihaqi. Aku (Al-Albani) katakan : (Hadits itu terdapat) dalam As-Sunan Al-Kubra dari jalan Al-Hakim, dan dia meriwayatkan juga di dalam Al-Mustadrak…. tanpa perkataan Imamah bagi wanita, akan tetapi tambahan ini ada baginya jalan lain dari hadits Raa’ithah Al-Hanifiyyah, Bahwa ‘Aisyah meng-imami para wanita dalam shalat Maktubah, maka beliau meng-imaminya di antara mereka di tengah-tengah. ‘Abdu-razzaq, Ad-Daaruquthiy dan Al-Baihaqiy telah mengabarkannya, dan berkata An-Nawawiy dalam Al-Majmuu’ dengan isnad yang shahih, akan tetapi tidak seperti itu.Namun baginya terdapat Syahid (pendukung dari riwayat shahabat lain yang dapat mengangkatnya menjadi Shahih-peny.) dari riwayat Hajirah binti Hushain katanya : Ummu Salamah pernah meng-imami kami dalam Shalat ‘Ashr beliau berdiri di antara kami. Dan hadits ini menguatkan apa yang dimiliki Abi Syaibah[10] dari jalan Qatadah dari Ummu Hasan bahwasanya dia melihat dia telah menyaksikan Ummu Salamah, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, meng-imami para wanita, beliau berdiri bersama mereka di shaff mereka.”Aku (Al-Albani) katakan : Dan Isnadnya Shahih

[Ana katakan] Kalaulah tidak berkepanjangan (dan ana tidak akan sanggup mengetiknya), insya Allah akan ana jelaskan hasil tulisan makalah pribadi tentang jalan-jalan tersebut. Namun cukuplah penjelasan shahih dari syaikh Al-Albani rahimahullah sebagai acuan kita, karena beliau telah menghabiskan usianya untuk berkhidmat kepada hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Imam Wanita ketika meng-imami para wanita berada di tengah-tengah shaff (terdepan), boleh dengan adzan (kalau memungkinkan) dan iqamat sebatas kalangan mereka (di rumah atau ruangan tertutup) tidak dengan suara keras mikrofon. Dan ini termasuk Sunnah (Ijma' para Salafush-Shalih)

Tidak ada komentar: