Sabtu, 10 Maret 2007

Menuju Kota Kenangan

Siang itu.. kamis sekitar pukul 1-an, aku memberanikan diri menerjang terik matahari menyusuri jalanan kota perjuangan yang hiruk pikuk oleh aktivitas anak manusia. Sesampainya di tempat pemberhentian sementara untuk bealih ke 'pengantar' lain, aku disambut hangat oleh seorang anak kecil di bibir pintu bis kota. Tak lama kemudian aku sudah akrab dengan anak kecil yang lugu itu

Sesembari aku menduga apakah orang yang duduk di bangku panjang itu ibunya ??
ternyata benar..

Aku pun berbicara akrab dengan sang ibu..
Hingga tak terasa pembicaraan kami mengarah pada kehidupan pribadi seorang ibu itu..

Ah... bukankah orang lebih senang bila menceritakan ke'aku'annya
Ku coba dengarkan apa yang beliau bicarakan

Jauh dari itu, ternyata beliau adalah korban perselingkuhan yang saat ini hidupnya sebatang kara
Ahh...rasanya aku ingin sekali tidak mau mendengar lagi pembicaraannya
karena aku mudah sekali terharu mendengar cerita yang menyedihkan

Asalnya dari cepu..
Ke surabaya hanya ingin menemui sang nenek dari anak kecil tadi
Tapi sepertinya harapannya untuk pulang dengan membawa semangat hidup baru belum didapatkannya

Sang ibu itu mengucapkan sebuah kalimat yang semakin membuatku terharu.
"Mbak kulo badhe ngomong, tapi njenengan pun muring-muring nggih ??"
--Oh nggih bu, monggo...--

Sudah kuduga, ternyata ibu itu kekurangan bekal untuk pulang.
Beliau meminta bantuanku ung tambahan sebesar 20 ribu

Ahh.. semakin iba aku dibuatnya..
Masalahnya, uangku tinggal 13.500. dan itu hanya cukup untuk bekalku di perjalanan
bis kota 2500
bis antar kota 8000
angkot 2000

ah ternyata masih sisa 1000.

akhirnya kuberikan uang 1000 itu untuk membelikan makanan anaknya yang belum makan sejak pagi. kusarankan agar dibelikan roti saja.

dalam perjalanan, aku termenung
seandainya hari ini aku punya uang lebih...
tapi kenyataannya bekal yang kubawa pun kudapat dari meminjam

sampai di terminal purabaya, ada seorang calo yang mengantarku sampai ke bis 'pesanan'
sembari berkata 'biasa, 8000 mbak..'
ah, syukurlah aku bisa sampai ke rumah, karena aku sedikit khawatir 'berapa ya bis sekarang?? 8000 ato 9000..'
sampai di jalan raya porong..sang kondektur memberikan karcis dan kutukar dengan 1 lembar uang 10 ribu...
'lho kok cuma 1000 kembalinya.., Pak berapa ke Malang ?? '
--9 ribu mbak--

Masya Allah...

Lebih Lanjut..